Advertorial

Bupati Jombang Mengajak Masyarakat Menjaga Kelestarian DAS Brantas

Membuka FGD Berantas Suleten

JOMBANG, FaktualNews.co-Bupati Jombang Hj. Mundjidah Wahab membuka focus group discussion (FGD) terkait penelitian ilmiah berjudul Berantas Suleten, Kegiatan ini bertujuan untuk pendekatan sosial ekologi sebagai upaya penyadaran perilaku membuang diapers ke sungai bagi masyarakat Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas. FGD ini dilaksanakan di aula MAN 1 Jombang, Jumat (16/9/2022) pagi.

Ucapan terima kasih sekaligus apresiasi disampaikan Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab kepada MAN 1 Jombang. “Atas nama Pemerintah Kabupaten Jombang, saya sangat bangga atas pelaksanaan FGD terkait penelitian ilmiah. Semoga MAN 1 Jombang, untuk maju ke tingkat Nasional mendapatkan kemudahan dan dapat menjadi juara terbaik dan memberikan manfaat bagi masyarakat dari hasil penelitiannya,” tutur Bupati Mundjidah Wahab.

Dipaparkan oleh Bupati Jombang bahwa Kabupaten Jombang memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.318.062 jiwa, dimana timbulan sampah perhari sebesar 527 ton. Dari data Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Jombang ini semakin ironis, sebab sampah yang terkelola hanya 24 persen atau sebesar 126 ton. Pengurangan hanya sebesar 13 persen atau 69 ton perhari, dan ada 63 persen timbunan sampah, setara 332 ton per hari sampah belum tertangani.

“Kebijakan dan strategi Kabupaten Jombang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga tertuang dalam Peraturan Bupati Nomor 52 tahun 2019, ada target penanganan sampah sebesar 70 persen pada 2025 setara dengan 512 ton perhari. Selain kebijakan penanganan sampah dalam Perbub tersebut juga memunculkan target pengurangan sampah pada tahun 2025 sebesar 30 persen atau setara dengan 154 ton per hari. Dari data tersebut juga menunjukkan bahwa masih ada 85 ton sampah per hari belum terlaksana untuk pengurangannya”, papar Bupati Mundjidah Wahab.

Salah satu pemicu pembuangan sampah popok bayi (diapers) ke sungai adalah mitos yang berkembang di masyarakat bahwa popok bayi tidak boleh dibakar karena bisa membuat kulit bayi menjadi iritasi (ruam merah) atau populer disebut suleten, yang dalam bahasa medis dikenal dengan impertigo, padahal sebenarnya penyakit ini disebabkan oleh bakteri.

Mitos suleten tersebut menjadi alasan pembenaran bagi kaum ibu untuk membuang sampah bekas diapers ke sungai.

Jumlah timbulan popok bayi sekali pakai yang semakin banyak di lingkungan serta sifatnya yang sulit terdegradasi perlu mendapat perhatian khusus terkait dalam penyusunan strategi penanganan limbah yang optimal khususnya pada DAS (Daerah Aliran Sungai) Brantas.

“Semoga penelitian Siswa MAN 1 Jombang ini bisa memunculkan solusi yang tepat melalui pendekatan sosial ekologi sebagai upaya penyadaran perilaku pembuangan sampah lainnya, terutama diapers”, pungkas Bupati Mundjidah Wahab.

Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab pada kesempatan tersebut menghimbau dan mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Jombang untuk menjaga kebersihan DAS Brantas dengan tidak mentradisikan ataupun mempercayai mitos “Suleten”.

Menurutnya Suleten hanyalah cerita fiktif yang tidak benar adanya dan tidak seharusnya kita percaya, Suleten hanyalah mitos yang justru akan semakin mencemari sungai kita. “Sekali lagi mari kita menjaga kelestarian DAS Brantas agar lingkungan kita tetap bersih dan sehat, karena warisan paling berharga bukanlah sebuah mitos belaka, namun lingkungan yang lestari dan terjaga”, pungkas Bupati Mundjidah Wahab.