Situs Watesumpak Mojokerto Diduga Bekas Permukiman Elite Era Kerajaan Majapahit
MOJOKERTO, FaktualNews.co – Temuan situs purbakala yang ditemukan di Desa Watesumpak, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, diduga kuat merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit.
Situs ini diyakini dulunya merupakan permukiman kaum elite pada era Kerajaan Majapahit. Analisis itu muncul dari benda-benda dan struktur pada saat ekskavasi tahap pertama yang telah dilaksanakan sejak 17 September 2022.
Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur (Jatim), Vidi Susanto mengatakan, hasil penggalian menemukan bangunan terbuat dari batu bata merah yang diduga merupakan pagar.
“Fungsi pagar itu membentuk sebuah ruang. Kita bisa melihat seperti Candi Panataran, Candi Jawi, dan Candi Minak Jinggo. Temuan-temuan itu mengindikasikan sebuah pemukiman yang di dalammya ada berbagai macam bangunan, itu dibatasi oleh pagar,” kata Vidi Susanto, Sabtu (24/9/2022).
Ia menjelaskan, jika mengacu pada kitab Negarakertagama, situs ini merupakan permukiman kelas menengah ke atas. Menurut dia, ciri-ciri permukiman kelas menengah atas adalah terdapat pagar.
“Dalam catatan Negarakertagama ini yang membedakan sistem bangunan millik bangsawan atau orang biasa, kalau masyarakat biasa gaya rumahnya tidak berpagar. Masyarakat biasa itu seperti pedesaan,” jelas Vidi.
Biasanya, permukiman elit itu dihuni kerabat keraton atau kerajaan, para bangsawa yang mempunyai strata ekonomi tinggi, dan pemuka agama.
Indikasi ini diperkuat dengan peta paklepon tahun 1924. Dalam peta tersebut, area permukiman masih satu kawasan dengan area kerajaan yang disinggahi kerabat kerajaan, seperti Bhre Wengker dan Bhere Matahun, serta tempat para prajurit.
Akan tetapi, kata Vidi, pendapat ini masih merujuk pada penelitian sebelumnya. Secarra faktual, masih butuh kajian lebih lanjut.
“Ini masih berdasarkan penelitian sebelumnya ya, tapi ada faktualnya masih belum kita ketahui,” ujarnya.
Dilihat dari letak ditemukannya, situs ini berada di area tengah sawah dan sekitarnya tak sedikit pula penemuan benda-benda bekas permukiman. Seperti sumur Jobong, genting, dan ukel.
“Dari analogi memang mengarah ke Majapahit, itu kan beragam dari berbagai komponen. Kita tidak melihatnya sempit, kita tidak melihat di area ekskavasi saja. Tapi kita lihat di sekitar kanan-kiri, ada temuan sumur Jobong di sebelah barat laut, di sana juga ditemukan banyak genteng dan banyak ukel,” beber Vidi.
Sebelumnya, tim ekskavasi BPCB Jatim menemukan eksavasi menemukan sejumlah barang penting di situs Watesumpak. Antara lain, keramik dan tembikar dalam keadaan pecahan-pecahan. Dari hasil analisis Arkeolog BPCB Jatim, artefak tersebut disinyalir berasal dari Tingkok era Dinasti Yuan pada abad 10-12.
Pendapat itu berbeda jika mengacu peta buatan Belanda pada tahun 1882-1982. Dalam peta itu menunjukkan, kalau situs Watesumpak terindikasi tempat pemakaman. Sayangnya, peta itu tidak memperjelas makam milik siapa. Hanya disebut dengan ‘Javanis Graven’ yang berarti makam orang pribumi.
Jika nanti dalam proses ditemukan sisa tengkorak manusia, adalah hal wajar. Sementara ini, ia mengakui menemukan sisa tepurung atas kanan. Namun, ia belum memastikan temuan itu adalah tengkorak manusia. Karena pihaknya akan fokus pada menampakkan struktur banguanan situs.
“Di peta itu hanya memberikan informasi atau simbol (pemakamam). Masuh ditemukan satu, itu pun bukan tengkorak utuh. Kita biarkan tidak digali, fokus kita kan ke arah struktur,” pungkasnya.