Begini Bahaya Penggunaan Gas Air Mata di Dalam Stadion yang Penuh Suporter

SURABAYA, FaktualNews.co – Gas air mata, memang menjadi salah satu senjata yang digunakan aparat kepolisian untuk menghalau massa saat terjadi kericuhan. Termasuk dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang (1/10) malam.

Senjata kimia tersebut, bisa menyebabkan iritasi pada mata dan atau sistem pernapasan.

Namun, zat apa saja yang terdapat dalam gas air mata tersebut?

Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya, Dede Nasrullah SKep Ns MKep mengungkapkan, gas air mata mengandung 3 kumpulan bahan kimia. Salah satunya yang sering digunakan adalah chloroacetophenone yang disingkat dengan CN dan chlorobenzylidenemalononitrile atau yang disingkat CS.

Paparan bahan kimia tersebut secara langsung dapat menyebabkan iritasi pada mata, sistem pernapasan, dan kulit.

“Senyawa CS ini biasanya diformulasikan dengan beberapa bahan kimia, terutama pelarut metil isobutil keton (MIBK) yang digunakan sebagai pembawa. Senyawa CS ini yang berhubungan dengan reseptor syaraf yang dapat menyebabkan rasa nyeri, ketika gas air mata terpapar di kulit terutama pada bagian wajah dan mata akan menimbulkan rasa perih dan pedih,” urainya.

Selain mengalami beberapa nyeri, gas air mata dapat juga menimbulkan rasa gatal pada kulit, panas, dan penglihatan kabur.

Gejala lainnya yaitu terkait dengan  pernapasan dapat dialami, seperti sulit bernapas, batuk, mual dan muntah.

“Yang bisa kita lakukan pertama ketika terkena gas air mata siram dengan air bersih yang mengalir karena air ini dapat menurunkan konsentrasi senyawa CS dalam formulasi,” lanjutnya.

Kedua, tutup dengan rapat hidung, mata dan mulut, bisa dengan menggunakan masker untuk meminimalisir terhirupnya gas tersebut.

Ketiga segera ganti pakaian yang sudah terkontaminasi dan jangan sampai terkena/menyentuh anggota tubuh.

“Keempat segera menjauh dari area yang terdampak gas air mata. Dan terakhir carilah pertolongan medis, jika masih ada efek akibat gas air mata 20 menit setelahnya atau jika mengalami sesak segera minta pertolongan medis,” pungkasnya.

Terkait penggunaan gas air mata dalam pertandingan sepak bola, Dede menilai pengamanan dengan menggunakan gas air mata tersebut merupakan pelanggaran kode etik keamanan FIFA.

Apalagi dampak dari gas air mata tersebut dengan kondisi stadion yang sangat penuh sesak dan tidak kondusif seharusnya pihak berwajib dapat melakukan tindakan pengamanan yang lainnya.

“Semoga dengan kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semuanya sehingga sepakbola di Indonesia menjadi lebih baik lagi dan tidak ada kejadian kejadian yang serupa karena pada hakikatnya nyawa harus lebih dipentingkan dari segala-gala nya,” tegasnya.