Tokoh Aremania Sebut Ada Polisi Ingin Ubah Rekaman CCTV Kanjuruhan
MALANG, FaktualNews.co – Dalam laporan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan pimpinan Menko Polhukam Mahfud MD, Yones selaku dirigen Aremania mengungkapkan keterangan penting.
Yakni soal CCTV di stadion saat detik-detik tragedi yang menewaskan 133 orang itu pecah.
“CCTV yang ada di stadion dilarang aparat kepolisian untuk di-download,” kata tokoh Aremania dalam laporan TGIPF, dikutip Selasa (18/10).
Tak hanya itu, menurut Yones ada lagi yang dilakukan aparat terkait CCTV. Namun, ia tak merinci siapa yang dimaksud.
“Ada juga upaya aparat kepolisian untuk mengganti rekaman dengan yang baru. Hal ini kesaksian dari Pak Heru selaku General Coordinator [Aremania],” jelas Yones.
Salam Satu Jiwa
Selain soal CCTV, Yones menjelaskan, penyebab para Aremania turun ke lapangan usai kalah 2-3 dari Persebaya bukan untuk rusuh atau marah ke pemain Persebaya.
Penjelasan dari pihak Arema menyatakan, suporter marah bukan kepada pihak lain selain kepada pemain Arema. Tujuan yang sebenarnya adalah untuk memberikan motivasi, jauh dari tujuan untuk menimbulkan kerusuhan.
Akan tetapi, menurut laporan TGIPF, hal ini berbeda dan terbalik dari pandangan dan persepsi aparat keamanan, khususnya dari jajaran Polri yang menilai turunnya sebagian suporter ke tengah lapangan dianggap sebagai upaya kericuhan.
Padahal kegiatan seperti ini sudah sering terjadi dilakukan oleh suporter pada pertandingan-pertandingan sebelumnya dengan klub sepak bola dari mana pun.
“Karena hal ini merupakan wujud solidaritas yang dilandasi oleh jargon Salam Satu Jiwa,” tutur Yones.