Di Kabupaten Pasuruan Sudah Ada 5 Kasus Gagal Ginjal Akut
PASURUAN, FaktualNews.co – Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur mencatat ada 5 kasus Atypical Progressive acute kidney injury (AP-AKI) alias Gagal Ginjal Akut (GGA) di Kabupaten Pasuruan.
Lima kasus itu, 3 diantaranya meninggal dunia, 1 pasien tengah dalam perawatan dan 1 anak yang sudah dinyatakan sembuh.
Ketiga anak yang meninggal dunia yakni berinisial FK (11), laki-laki dari wilayah Kecamatan Gondangwetan, MALW (3), laki-laki dari Kecamatan Pandaan dan MAS (1) laki-laki dari Kecamatan Grati.
Sedangkan yang kini masih dalam perawatan di RS dr Soetomo Surabaya adalah inisial DD (1), laki-laki dari Kecamatan Grati, dan yang sudah dinyatakan sembuh berinisial N (8), perempuan dari Kecamatan Sukorejo.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan, dr Ani Latifah menjelaskan, sampai saat ini para ahli masih meneliti penyebab utama gagal ginjal akut pada anak tersebut. Dalam artian masih belum ada kejelasan, apakah efek campuran sirup yang diminumkan ke anak atau ada infeksi lain yang mengikut (ikutan) pada saat anak mengalami sakit.
“Karena memang sampai saat ini masih diteliti. Penyebab utamanya masih belum ada kejelasan, apakah efek campuran sirup atau infeksi lain ikutan atau mengikut pada saat anak dinyatakan sakit. Kita tunggu rilisnya dari Kemenkes,” ucap dr Ani, Senin (24/10/2022).
Menurutnya, kasus kematian 2 balita dan 1 anak berusia 11 tahun di Kabupaten Pasuruan akibat GGA terjadi di bulan Agustus sampai Oktober. Sebelum dirujuk ke RS Rujukan tertinggi, mereka telah mendapatkan perawatan di RSUD Soedarsono Kota Pasuruan, RS Sahabat dan RSUD Grati.
Hanya saja, lantaran keterbatasan alat medis, dalam hal ini ketiadaan alat hemodialisa (cuci darah) anak, maka seluruh pasien langsung dirujuk.
“Termasuk di RSUD Bangil yang memang hanya punya alat hemodialisa dewasa. Kami, belum memiliki alat hemodialisa khusus anak. Yang bisa dilakukan hanyalah menstabilkan kondisi anak sebelum akhirnya dirujuk,” jelasnya.
Dengan adanya kasus GGA di Kabupaten Pasuruan, Ani mengimbau kepada para orang tua, agar bisa menjaga kesehatan anak-anaknya yang masih balita atau remaja dengan pola hidup yang sehat, makanan yang bergizi dan tidak mengobati sendiri.
“Jangan diobati sendiri. Tapi segera ke layanan kesehatan kalau anak sakit. Intinya, dijaga pola makannya yang sehat dan bergizi, intinya itu,” tutup dr Ani.(Bahrul)