FaktualNews.co

Harga Kedelai Kembali Melambung, Para Perajin Tempe Pasuruan Mengeluh

Ekonomi     Dibaca : 714 kali Penulis:
Harga Kedelai Kembali Melambung, Para Perajin Tempe Pasuruan Mengeluh
Zainul melakukan proses pembuatan tempe.

PASURUAN, FaktualNews.co-Diawal bulan November 2022, harga kedelai kembali melabung. Naiknya harga kedelai, sangat dirasakan oleh sejumlah para perajin tempe di Kota Pasuruan.

Para pengrajin tempe akan menaikkan harga penjualannya, jika bahan baku kedelai tidak ada penurunan. Menurut Zainul Muttaqin (43), salah satu perajin tempe mengeluh, bahwa pada akhir-akhir ini harga kedelai makin lama makin naik dan mahal.

Kenaikan ini semakin parah dirasakannya sejak adanya kenaikan harga BBM pada September 2022 lalu. “Naiknya paling banyak Rp 500, kadang Rp 100, Rp 50, tapi naik terus hampir tiap hari, nggak pernah turun,” ucap Zainul, Jumat (04/11/22).

Dijelaskan Zainul, harga kedelai ini naik dua kali lipat dibandingkan tahun 2020 dimana perkilonya hanya Rp 7 ribu. Kini harga bahan baku kedelai sudah mencapai Rp 14 ribu per kilonya.

Karena belum lama ini, ia sudah menaikkan harga tempe menjadi Rp 2500 ukuran kecil dan Rp 25.000 untuk ukuran besar, “Mau naikkan juga kasihan pelanggan banyak yang ngeluh. Apalagi belum sampe setahun harganya baru saya naikkan,” ungkapnya.

Tidak menutup kemungkinan lanjut Zainul, jika kedepannya, ia terpaksa menaikkan harga tempe atau mengurangi ukuran. Apalagi jika harga kedelai tidak kunjung turun.

Pihaknya juga memperkirakan akan menaikkan harga tempe ukuran kecil menjadi Rp 3 ribu dan ukuran besar menjadi Rp 30 ribu.

“Ya kalau naik terus, ya mau nggak mau ya nanti dinaikkan, tapi bertahap ini, saya mau rembukan dulu sama reseller,” jelasnya.

Meskipun begitu, permintaan tempe tidak mengalami penurunan seiring kenaikan harga kedelai. Dalam sehari, ia  bisa memproduksi hingga 20 kilogram tempe.

Hanya saja, keuntungan yang dia peroleh semakin berkurang karena mahalnya bahan baku kedelai.

“Sehari itu omset kotornya Rp 450 ribu, belum kepotong bahan baku sama raginya, untungnya tinggal Rp 150 ribuan,” pungkasnya. (Bahrul)

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Aris