Hari Pahlawan, Pengasuh Pesantren Darul Ulum: Santri Harus Selalu Memberi Negara bukan Meminta
JOMBANG, FaktualNews.co – Peran Kiai dan santri dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini memang tidak perlu diragukan lagi. Bahkan, peristiwa besar 10 November yang diperingati sebagai Hari Pahlawan, juga tak lepas dari peran Kiai dan Santri.
Hal tersebut juga diamini oleh Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum, Peterongan, Jombang, KH Moh Zulfikar As’ad. Menurutnya, peran Kiai dan Santri dalam memperjuangkan bangsa ini tidak bisa disangkal.
Meski begitu, menurut Pria yang akrab disapa Gus Ufik ini, Santri tidak cukup merasa pernah berjasa, kemudian tidak mengisi kemerdekaan itu sendiri.
“Peran serta santri ini harus disiapkan, dalam arti menyiapkan SDM yang baik, pendidikan yang baik. Karena kita tahu, salah satu indikator negara maju, itu adalah pendidikan,” ujar Gus Ufik, Kamis (10/11/2022).
Tidak hanya itu, Gus Ufik juga mengingatkan para santri tidak mengesampingkan pendidikan formal. Karena hal tersebut juga penting dalam mengisi kemerdekaan dan berkhidmat untuk negeri ini.
“Jadi santri tidak cukup ngaji saja, itu memang baik, tapi hari ini era nya seperti ini ya harus kita ikuti. Semua lini harus kita isi. Kita tidak boleh mendikotomikan pendidikan, ini ilmu agama, ini ilmu formal, itu tidak boleh,” tandasnya.
Meski jasa Kiai dan santri begitu besar terhadap bangsa ini, menurutnya, tak lantas para santri harus berharap mendapat balasan dari negara. Justru, menurutnya, santri harus secara terus menerus berjiwa memberi kepada negara.
“Kita tidak boleh melihat apa yang sudah kita dapatkan, justru sebaliknya apa yang kita perbuat untuk negara ini. Kalau kita berbuat sesuatu untuk negara kita dan mewarnai negara kita, maka Insya Allah kota akan benar-benar bisa memberikan warna untuk negara,” tegasnya.
Gus Ufik juga menjelaskan, bahwa Pesantren Darul Ulum, saat itu juga pernah diserang oleh Belanda pada saat Agresi Militer 2. Bahkan salah satu putra dari Kiai Romly, yakni Gus Ishom wafat dalam serangan yang tiba-tiba tersebut.
“Itu (gugurnya) Insya Allah pada saat wudhu. Itu kakaknya Kiai Mustain. Diserangnya tiba-tiba, karena mereka (Belanda) sudah ngincer, karena pondok itu kan pusatnya pejuang-pejuang. Karena serangan itu, ada korban dari keluarga kita, yakni Gus Ishom itu,” pungkasnya.