MALANG, FaktualNews.co– Sebagai tim yang mendapat sanksi PSSI, Arema FC memang terusir dari kandangnya Stadion Kanjuruhan dan harus mencari Stadion lain. Salah satu stadion yang menjadi pilihan Arema FC untuk bermarkas adalah Stadion Sultan Agung Bantul.
Namun suporter Bantul menolak Arema FC bermarkas di Stadion Sultan Agung untuk menjalani sisa putaran kedua Liga 1. Sedangkan di pertandingan pekan ke-18 Senin, (16/1/2023) mendatang, Arema FC akan menjamu Borneo FC di Stadion tersebut.
Bahkan penolakan itu semakin kencang sehingga Arema FC harus bersiap menerima kemungkinan terburuk. Lantas, apa saja alasan suporter Bantul menolak Arema FC bermarkas di Stadion Sultan Agung (SSA)?
Berikut rangkuman selengkapnya:
Gelombang protes terhadap Arema FC yang akan berkandang di SSA, mengalir deras dari berbagai elemen di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Penolakan pertama kali mencuat dari klub Liga 3 DIY yaitu PS HW UMY.
Bukan tanpa sebab, PS HW UMY serta klub Liga 3 DIY yang sudah melakukan persiapan panjang akhirnya harus gigit jari. Mereka gigit jari setelah Asprov PSSI DIY memutuskan tak menggulirkan kompetisi imbas dari Tragedi Kanjuruhan.
“Dear @AremafcOfficial, kami hanya tim kecil yang bermarkas di DIY”
“Kami kumpulkan dana dari donatur dan sponsor sedikit demi sedikit untuk persiapan Liga 3”
“Gara-gara kalian Liga 3 DIY batal. Lalu kalian mau menggunakan SSA untuk Liga 1”
“Sungguh tiada empati !” cuit akun @PS_HW_UMY pada Selasa (3/1/2023).
Mengutip TribunJogja.com ‘Gelombang Penolakan Arema FC Berkandang di Stadion Sultan Agung Bantul Berlanjut, Ini Sikap Suporter’.
Kekecewaan PS HW UMY ini jelas ditunjukkan pada panpel, aparat dan suporter yang mengakibatkan kompetisi lain ditunda hingga dibatalkan.
“Pemain kami sudah berlatih demi asa mengembangkan karir dan masa depan”
“Kecerobohan klub, panpel, aparat dan suporter kalian @AremafcOfficial menghancurkan harapan tunas-tunas muda yang ingin mengembangkan diri di atas lapangan hijau””Liga 3 DIY batal, kalian justru ke SSA!” pungkas cuitan tersebut.
Ironisnya ketika Liga 3 batal digelar di DIY, justru Liga 1 menyelesaikan putaran pertama dengan sistem gelembung di DIY selama satu bulan.
Dua stadion di DIY, Stadion Maguwoharjo dan Stadion Sultan Agung menjadi venue kompetisi kasta tertinggi Indonesia untuk menuntaskan putaran pertama.
Dengan kata lain kompetisi lokal justru tidak mendapat izin penyelenggaraan atau ruang bagi pemain lokal untuk unjuk kemampuan serta mendapat jam terbang.
Bagi klub peserta kerugian pastinya tidak hanya secara materi, namun psikologis pemain turut terkena dampaknya.
Para pemain yang musim ini masih berusia 21 tahun, musim depan sudah tidak bisa mengikuti kuota pemain reguler Liga 3 DIY, praktis masuk kuota senior.
Di DIY satu generasi dalam pembinaan sepak bola usia muda harus tumbang lantaran kompetisi batal digelar.
Penolakan Arema FC yang akan berkandang di DIY juga datang dari kelompok suporter PSIM Yogyakarta, PSS Sleman, serta Persiba Bantul. Brajamusti meminta Arema FC mencari tempat lain selain DIY sebagai home base.
Presiden Brajamusti, Muslich Burhanudin masih terus berkomunikasi dengan suporter di DIY termasuk Paserbumi dan CNF sebagai tuan rumah di Bantul. Namun, sikap mereka tegas menolak Arema FC berkandang di SSA.
Sementara wadah suporter Persiba Bantul, Curva Nord Famiglia (CNF) bahkan telah melayangkan surat ke Polres Bantul terkait penolakan pada Arema FC. Surat rekomendasi penolakan tersebut telah dikirimkan ke Polres Bantul dengan tandatangan dan nama terang koordinator I CNF, Bagus Rahayu.
Spanduk Penolakan
Melansir pantauan TribunJogja.com, dua buah spanduk berisi protes terhadap rencana Arema FC berkandang di SSA terbentang di perempatan Jalan. Spanduk yang ada di Jalan Sultan Agung, Ngentak, Timbulharjo, Sewon, Bantul itu masih terpasangan hingga Jumat (6/1/2022).
Dari pantauan Tribun Jogja, spanduk tersebut dibentangkan di sisi timur dan sisi barat sebelah selatan perempatan.
“Tolak Arema Main di SSA,” bunyi tulisan di spanduk yang dibentangkan di sisi timur dan barat.
Dalam surat, CNF menyatakan dengan tegas penolakan terhadap Arema FC yang akan menggunakan SSA untuk homebase pertandingan Liga 1.
CNF juga menyatakan, apabila pertandingan Arema FC tetap dilaksanakan di SSA, mereka tak akan bertanggung jawab apabila terjadi gejolak. Atau tindakan yang dapat mengganggu stabilitas keamanan Kabupaten Bantul.
Pada waktu yang bersamaan, suporter Aremania Korwil Jogja yang berdomisili di Yogyakarta juga menyatakan penolakan pada klub yang didukung untuk berkandang di Yogyakarta.
Pernyataan tersebut disampaikan melalui akun twitter resmi mereka, Aremania Korwil Jogja (AKJ).