Warga di Pasuruan Tolak Angkutan Tambang Melintas di Jalan Kampung
PASURUAN, FaktualNews.co – Puluhan warga Desa Sumberbanteng, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan menggelar audiensi di Kantor Balai Desa pada Senin (03/04/2023), warga meminta lalu lalang armada tambang tidak melawati Jalan Desa.
Beberapa warga sudah geram dengan adanya armada tambang yang lewat di kampung. Mereka tidak ingin infrastruktur jalan, yang dilalui armada itu akan cepat rusak lagi. Padahal, jalan itu masih baru dibangun oleh pemerintah.
Selain itu, warga tidak ingin ada hal-hal yang tak diinginkan terjadi. Mengingat, jalan Desa tersebut banyak dilewati anak- anak sekolah.
Menurut Hasan (55) salah satu warga setempat mengatakan, ini bukan masalah penutupan tambang. Melainkan melihat kondisi jalan masih bagus, jadi warga merasa terganggu dan jalan desa ini baru saja di bangun kok mau dirusak lagi.
“Yang menjadi keluhan adalah masalah keselamatan, terutama anak anak kami yang pulang pergi ke sekolah. Sedangkan, jalannya dilintasi armada armada tambang,” ucap Hasan.
Dijelaskan Hasan, jadi kita tidak ada tujuan untuk mempersulit produksi, tapi mohon kita pengguna jalan tidak ingin terganggu juga karena adanya armada tambang, kalau memang ada solusi, seperti bisa bikin jalan sendiri ya silakan dilanjutkan.
“Masalah tambang kami tidak mau tahu, tapi untuk masalah jalan, paling tidak mereka harus buat jalan sendiri agar jalan tak rusak dan tak bahaya bagi kami,” imbuh Hasan.
Dalam acara tersebut, selian diikuti beberapa bapak-bapak, pasukan emak emak juga terlihat menolak terhadap lalu lalang tambang. Mereka mengaku tak pernah ada sosialisasi dan armada yang sering kebut-kebutan.
“Kita ingin nyaman, karena armada itu sering kebut-kebutan” cetus Alfiyah kepada awak media di Balai Desa.
Dia juga mengaku, kalau keluarganya diancam dan suaminya sempat diajak duel alias “Carok” oleh salah seseorang karena membela warga yang menolak jalannya dilintasi tambang, “Sebelum berbuka saya dan keluarga diancam dan suami saya diajak carok,” ungkapnya.
Sementara itu, Arif Priyambodo selaku pemilik tambang mengaku kecewa dengan penolakan warga ini. Ia juga mengaku sudah melakukan sosialisasi dengan adanya proyek pertambangan secara keseluruhan.
“Kami kecewa, karena kita tahunya boleh, karena dulu penolakan itu muncul karena melewati Dusun Karang Panas dan Krajan,” pungkas Arif Pemilik tambang.