FaktualNews.co

Dinilai Meninggal Tak Wajar, Ayah Kandung Bocah Tuna Wicara Akan Lapor ke Polres Situbondo 

Hukum     Dibaca : 1048 kali Penulis:
Dinilai Meninggal Tak Wajar, Ayah Kandung Bocah Tuna Wicara Akan Lapor ke Polres Situbondo 
FaktualNews/Fatur Bari/
Caption: Suhaddam Ayah Kandung  Sugi Mukti, warga Dusun Tanjung Banun, Desa/Kecamatan Mangaran.

SITUBONDO, FaktualNews.co – Meninggalnya bocah penyandang tuna wicara dan tuna rungu berinisial SG, asal Desa Tanjung Kamal, Kecamatan Mangaran, Kabupaten Situbondo, yang ditemukan tewas gantung diri di kamar mandi di rumahnya, memasuki babak baru.

Pasalnya, Suhadam (56), ayah kandungnya,  menilai SG meninggal tidak wajar, sehingga dirinya akan melaporkan kasus tersebut ke Mapolres Situbondo, Jawa Timur. Bahkan, dirinya rela jika makam anaknya  dibongkar untuk diotopsi.

“Setelah SG meninggal, saya merasa tidak tenang, dan sering dibayangi SG setiap hari. Makanya hari ini (Senin red-) akan melaporkan kasus kematian SG, untuk mengungkap fakta sebenarnya, saya dan warga menilai meninggalnya SG tidak wajar. Bahkan, saya rela jika makam  SG dibongkar untuk diotopsi,”kata Suhadam, Minggu (16/7/2023).

Menurut dia, sebagai penyandang disabilitas, dirinya tidak yakin SG mengalami depresi, sehingga nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di kamar mandi.

“Saya tidak yakin SG  melakukan gantung diri karena kehendaknya sendiri. Makanya, saya menilai ada yang janggal, sehingga  saya tidak terima,” bebernya.

Suhadan menegaskan, diakui dirinya tidak memiliki prasangka buruk terhadap  ibu kandung maupun terhadap ayah tirinya. Namun, setelah dipikir-pikir lagi, dirinya  tidak melihat secara langsung pada saat anaknya meninggal gantung diri. Saat itu, dirinya hanya tahu anaknya sudah berbaring.

“Saat itu saya sudah tidak memikirkan apa-apa, karena saya tidak tega melihat anak saya yang meninggal,” katanya.

Usai anaknya dimakamkan, dirinya diminta untuk menandatangani sebuah surat yang tidak diketahui tujuannya. Sehingga tanpa pikir panjang dirinya langsung menandatangani surat tersebut. bahkan dirinya juga mengaku tidak mendapatkan pemahaman tentang surat yang ditanda tangani.

“Saya disuruh tanda tangan ya tanda tangan. Sekarang baru tahu, kalau tanda tangan tersebut adalah tanda tangan tanda terima jika anak saya meninggal karena gantung diri. Biasanya kan diberi tahu, surat itu untuk apa dan fungsinya apa,” ujarnya.

Lebih jauh Suhadan menjelaskan, berdasarkan pengakuan sejumlah kerabat yang memandikan SG, di sekujur tubuhnya ditemukan beberapa bekas luka lebam berwarna ungu. Sehingga fakta tersebut  semakin membuat dirinya penasaran, terkait penyebab sebenarnya.

“Makanya, karena saya menilai SG meninggal tidak wajar, sehingga saya akan melaporkan kasus kematian SG ke Polres Situbondo hari ini (Senin red-), sehingga terungkap penyebab sebenarnya meninggal SG. Bahkan, jika kuburannya dibongkar saya juga rela,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Mufid