FaktualNews.co

Nelayan di Blitar Gelar Acara Petik Laut dan Ungkapan Syukur

Peristiwa     Dibaca : 1085 kali Penulis:
Nelayan di Blitar Gelar Acara Petik Laut dan Ungkapan Syukur
FaktualNews.co/Istimewa.
Acara ritual petik laut yang digelar nelayan di Blitar.

BLITAR, FaktualNews.co – Puluhan nelayan berjalan mengikuti empat orang yang memikul sesaji pada wadah berupa miniatur perahu jukung berukuran panjang sekitar 3 meter menuju ke sebuah perahu yang sandar Pelabuhan Perikanan Tambakrejo, Kabupaten Blitar, Kamis (4/8/2023).

Dibantu sesama nelayan yang sudah bersiap di atas perahu, mereka menaikkan sesaji berisi dua tumpeng atau gunungan setinggi sekitar 1 meter.

Sesaji itu dinaikkan ke atas perahu ikan berukuran sekitar 20 GT. Sebelumnya, tokoh nelayan dan masyarakat Desa Tambakrejo mengucapkan doa dan puji syukur.

Perahu pembawa sesaji itu pun bergerak memulai misinya melarung sesaji. Sekitar 100 perahu nelayan lainnya mengikuti perahu pembawa sesaji dari belakang, bergerak keluar dari area terminal pelabuhan, menerjang gelombang menuju ke laut lepas samudra, tempat sesaji akan dilarung.

Tak terkecuali, dua perahu motor berisi personel Badan Keamanan Laut, Kepolisian Air dan Udara, dan Pangkalan TNI Angkatan Laut turut mengawal hingga ke lokasi pelarungan sesaji.

Lebih dari 1.000 orang menyaksikan arak-arakan perahu itu dari area pelelangan ikan yang menghadap ke terminal pelabuhan. Sementara ratusan lainnya menyaksikan ritual tahunan nelayan Tambakrejo yang mereka sebut dengan Tradisi Petik Laut dari atas dinding batu pemecah gelombang yang melindungi terminal dari hempasan tingginya ombak laut selatan.

Sementara dari panggung hiburan yang ada di depan tempat pelelangan ikan, lantunan lagu-lagu campursari dengan iringan musik perpaduan gamelan dan dangdut terus terdengar.

“Sesaji kami larung setidaknya sejauh 6 mil dari pantai,” kata Gembong yang menakhodai perahu pembawa sesaji.

Tradisi Petik Laut merupakan tradisi turun-temurun di kalangan nelayan Pantai Tambakrejo yang terletak sekitar 35 kilometer selatan Kota Blitar. Tradisi serupa di daerah lain juga dikenal dengan istilah sedekah laut atau penamaan lainnya.

Petik Laut yang rutin digelar di Pantai Tambakrejo setiap bulan Suro dalam penanggalan Jawa merupakan ritual tradisional untuk mengungkapkan syukur atas penghidupan yang diberikan laut selatan Jawa berupa hasil tangkapan ikan. Ungkapan syukur itu diwujudkan dalam sesaji yang dipersembahkan kepada kekuatan yang diyakini menjadi penjaga laut selatan Jawa.

Persembahan pada upacara Petik Laut di Pantai Tambakrejo berisi dua gunungan yang masing-masing tersusun dari ketan dan buah-buahan. Selain itu, terdapat juga satu kepala kambing dan lima ingkung ayam.

“Ini sudah turun-temurun. Nenek moyang kami untuk selalu melakukan ini, persembahan kepada laut selatan, kepada Tuhan yang Maha Kuasa, atas tangkapan ikan yang menghidupi keluarga nelayan,” ujar Kusdiyanto, Ketua Forum Nelayan Tambakrejo.

Pada masa lalu, jauh sebelum pelabuhan perikanan dibangun, ketika nelayan di Tambakrejo hanya bisa menangkap ikan dengan jala di perairan dangkal pinggiran pantai, atau kemudian baru segelintir nelayan yang memiliki perahu dayung kecil, ritual petik laut sudah dijalani.

Memberikan sesaji ke laut selatan menjadi ungkapan syukur atas keberuntungan mendapatkan sumber penghidupan yang lestari, sementara sebagian besar warga lain di wilayah Blitar selatan hanya dapat bertani di lahan tadah hujan di tanah yang didominasi batuan karst yang gersang.

“Dulu ritual ini dilakukan kelompok-kelompok kecil terdiri dari dua hingga lima keluarga nelayan. Sesaji yang harus ada adalah kepala kambing kendit,” tutur Kusdiyanto merujuk pada kambing dengan warna bulu membentuk garis melingkar di area perut.

Tradisi petik laut mulai digelar secara bersama-sama seluruh nelayan Pantai Tambakrejo sekitar tahun 2012. Tradisi itu berubah menjadi semacam pesta tahunan nelayan dengan tujuan tambahan untuk menarik wisatawan ketika Pemerintah Provinsi Jawa Timur mulai membangun pelabuhan perikanan yang diresmikan tahun 2016.

Sejak itu, jumlah nelayan pun berkembang pesat. Dari belasan perahu kecil menjadi puluhan dan kini sudah ada lebih dari 150 perahu kecil bertenaga motor 15 PK dan lebih dari 30 perahu berukuran 10 GT hingga 30 GT yang dilengkapi dengan jaring pukat cincin (purse sein).

“Jumlah nelayan sudah sekitar 1.000 orang saat ini. Kalau setiap tahun hasil tangkapan ikan sudah ribuan ton,” ujar seorang pengurus Forum Nelayan Tambakrejo, Pinariyanto, sembari menambahkan adanya sumbangan PAD Rp 170 juta per tahun ke kas Pemerintah Provinsi Jawa Timur dari Pelabuhan Perikanan Tambakrejo.

Upaya menjadikan menarik wisatawan dilakukan dengan menambahkan perlombaan perahu hias pada rangkaian upacara Petik Laut. Lomba diikuti oleh sekitar ratusan perahu yang bahkan sebagian datang dari pantai-pantai lain di sekitar Pantai Tambakrejo.

“Hadiahnya tidak seberapa, tapi ini menjadi penyemangat bagi para nelayan untuk ikut memeriahkan tradisi Petik Laut. Kami juga membagikan banyak door prize ke peserta,” kata Ketua Panitia Petik Laut, Riyanto.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin
Sumber
kompas.com