Apel Kesiapsiagaan Hidrometeorologi di Lamongan, Minimalisir Bencana
LAMONGAN, FaktualNews.co-Apel kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi dalam melakukan mitigasi bencana alam di Alun-alun Kabupaten Lamongan, Jumat (8/12/2023).
Hal tersebut disiapkan lantaran Kabupaten Lamongan setiap tahun selalu menjadi langganan bencana banjir, terutama beberapa kecamatan yang berada di bantaran Bengawan Solo dan Bengawan Solo.
Sepanjang tahun 2023 di Lamongan telah terjadi bencana puting beliung, hujan es, tanah longsor, kekeringan dan kebakaran. Bahkan kerugian yang diderita mencapai puluhan miliar rupiah.
Bupati Lamongan Yuhronur Efendi saat memimpin apel mengatakan, kegiatan itu merupakan ikhtiar untuk meminimalisir bencana, korban, kerugian. Karena saat ini terjadi perubahan iklim yang tidak menentu, atau yang disebut dengan fenomena El Nino.
“Kita ketahui bersama bahwa saat ini telah terjadi perubahan iklim yang tidak menentu atau yang biasa kita kenal dengan El Nino. Perubahan tersebut memungkinkan frekuensi bencana alam terjadi,” tutur Bupati Yuhronur. Jumat (8/12/2023).
Untuk itu Pemkab Lamongan senantiasa selalu siap untuk mengantisipasi dan meminimalisir terjadinya bencana yang menimpah sejumlah wilayah dengan kesiapan yang ditunjukkan dengan arah kebijakan mitigasi bencana yang telah ditetapkan, yakni struktural maupun non struktural.
Sehubungan hal tersebut, Yuhronur mengatakan, untuk meminimalisir dampak bencana, maka diperlukan kapasitas kesiapsiagaan bencana semua level institusi.
“Mulai dari pemerintah daerah, TNI-Polri, sektor bisnis, forum penanggulangan bencana, pemerintah desa bahkan hingga level terendah yakni keluarga dan individu,” ujarnya.
Yuhronur menambahkan, saat ini telah terjadi perubahan iklim yang tidak menentu atau yang biasa dikenal dengan nama El Nino. Perubahan tersebut, menurutnya, menjadi penyebab frekuensi kejadian bencana di seluruh dunia.
“Total bencana yang melanda di Indonesia mencapai 3.056 kejadian. Oleh karena itu Presiden Jokowi dalam Rakornas Penanggulangan Bencana menyampaikan tujuh poin penting yang harus kita perhatikan bersama,” ucapnya.
Kesiapsiagaan dan kewaspadaan masyarakat lanjut Yuhronur, harus diprioritaskan, pengelolaan tata ruang dan perizinan pembangunan berbasis mitigasi bencana.
Identifikasi resiko bencana di daerah masing-masing, dan penyediaan anggaran daerah untuk penanggulangan bencana, serta penggunaan dana bersama untuk masyarakat.
“Itu aturan dalam penyelematan masyarakat dan kontrol ketat penyelenggaraan penanggulangan bencana,” tuturnya.
Kolaborasi juga dilakukan bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui pembangunan rumah pompa di pintu Kuro, pengadaan pompa mobile 2 buah, pengerukan sungai utama sepanjang 11 Km, pengerukan waduk dan embung untuk peningkatan tampungan air, pembersihan eceng gondok pada sungai sepanjang 35 Km, pembentukan dan pembinaan 85 desa tangguh, sosialisasi dan edukasi bencana terhadap masyarakat rentan dan anak didik mulai dari PAUD sampai jenjang SMA (satuan pendidikan aman bencana).
“Kita mendorong pelestarian lingkungan hidup dengan green and clean Desa Proklim dan desa berseri,” terangnya.
Langkah taktis tersebut diharapkan mampu meningkatkan pelestarian lingkungan dan meminimalisir bencana banjir sehingga dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lamongan Joko Raharto mengatakan, apel kesiapsiagaan ini momentum untuk mensinergikan seluruh personel yang terlibat. Selain itu juga untuk memastikan sarana dan prasarana yang akan diterjunkan.
“Dengan apel ini, seluruh personel harus siap. Kami sudah aktifkan kembali posko bencana hidrometeorologi di kantor BPPD Kabupaten Lamongan dan posko tanggap bencana di 27 kecamatan se-Kabupaten Lamongan,” kata Joko.
Joko membeberkan sarana dan prasarana yang sudah disiapkan meliputi, kendaraan angkut, kendaraan damkar, kendaraan kesehatan, sarana kedaulatan di daratan maupun di perairan, pompa mobile, gergaji mesin BPBD dan gergaji mesin di 27 Kecamatan, tenda pengungsi, logistik penanganan kedaulatan berupa bahan pangan dan material.