FaktualNews.co

Ribuan Siswa SMAN 1 Situbondo Tuntut Kepala Sekolah  Mundur 

Pendidikan     Dibaca : 1874 kali Penulis:
Ribuan Siswa SMAN 1 Situbondo Tuntut Kepala Sekolah  Mundur 
FaktualNews.co/Fathul Bari.
Siswa SMAN 1 Situbondo, saat melakukan aksi demo di sekolahnya.

SITUBONDO, FaktualNews.co – Ribuan Siswa  SMAN 1 Situbondo, menuntut Marta Mila Sughesti, mundur dari jabatannya sebagai Kepala Sekolah (Kasek) salah satu SMAN favorit di Situbondo tersebut. Itu dilakukan lantaran Marta Mila Sughesti dinilai otoriter.

Selain  menggunakan payung sebagai simbol para siswa mulai kepanasan, dengan penebangan sejumlah pohon di area sekolah. Para siswa juga menulis mengunakan selembar kertas. Bahkan, para siswa juga menenpelkan kertas di beberapa kaca jendela di ruang kelasnya, dengan tulisan minta Marta Mila Sughesti mundur.

“Ini kami lakukan karena kebijakan Kasek yang  merugikan SMAN 1 Situbondo. Saat ini,  kami satu suara untuk meminta Marta Mila Sughesti turun dari jabatannya. Selain merugikan para siswa SMASA, para guru juga mengaku diintimidasi,” ujar Bagus Riski Mahardika, salah satu kelas XI, Kamis (4/1/2024).

Menurut dia, para siswa bergerak untuk menyuarakan para guru yang merasa dintimidasi, dengan harapan  kedepannya lebih baik dan tidak perlu merubah banyak kultur, karena  SMAN 1 Situbondo mempunyai banyak.prestasi

“Salah satu contoh kegiatan malam seperti ekstra yang kita hanya bisa istirahat 4 jam saja, mulai jam satu ada ekstra jam lima ada lagi. Itulah yang membedakan SMASA dengan sekolah lainnya. Bu Marta juga ekstra marching band yang ditiadakan. Padahal marching band merupakan icon SMASA,”bebernya.

Sementara itu Kepala Sekolah SMAN 1 Situbondo Marta Mila Sughesti mengatakan, dirinya sengaja mengumpulkan para siswa sebagai wujud demokrasi, untuk memberikan kesempatan  bicara. Karena bagaimanapun mereka merupakan  anak didik dirinya

“Untuk masalah adzan ada jadwalnya. Jadi tidak ada larangan untuk adzan,”katanya.

Marta Mila menjelaskan tentang kegiatan marching band  pada malam. Itu dilakukan lantaran banyak wali murid yang tidak setuju.

“Alasan kami menjaga keselamatan siswa, kedua menjaga capeknya anak-anak. Karena pada pagi hari mereka harus belajar, sedangkan  penebangan pohon juga untuk keselamatan siswa,”pungkasnya.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Tim Redaksi FN