TUBAN, FaktualNews.co-Kasus perundungan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kabupaten Tuban ternyata sudah dimediasi pihak sekolah dan selesai secara kekeluargaan.
Diberitakan sebelumnya, korban perundungan tersebut adalah siswa kelas 9 berinisial R, sedangkan pelaku perundungan diketahui berinisial D, yang merupakan siswa kelas 8.
Munadi, guru bimbingan konseling (BK) SMP Negeri tempat korban dan pelaku bersekolah mengatakan, aksi perundungan terjadi saat para siswa usai melaksanakan Salat Dhuha, Selasa (27/8/2024) lalu.
Usai salat para siswa kembali menuju kelas masing-masing untuk mengikuti kegiatan belajar.
Saat perjalanan kembali ke ruang kelas, pelaku perundungan mendatangi korban, lalu memukul dan menendang tubuh korban. “Kejadiannya itu di belakang ruang kelas,” kata Munadi, Senin (2/9/2024) kemarin.
Menurut dia, aksi perundungan dipicu adanya provokasi dari temannya yang menganggap pelaku tidak berani berkelahi dengan korban.
“Pelaku yang merasa tersinggung dan tertantang, sehingga terjadi perundungan tersebut,” ujar dia.
Sebetulnya, usai kejadian tersebut pihak sekolah sudah melakukan mediasi bersama orangtua kedua belah pihak, dan keduanya juga telah sepakat berdamai secara kekeluargaan.
Namun, video aksi perundungan siswa justru tersebar di media sosial, dan kasusnya kembali mencuat ke masyarakat.
“Untuk masalah ini, Insya Allah sudah selesai, dan tidak ada masalah antara keduanya, kondisi korban juga kabarnya sudah membaik,” ungkap dia.
Sementara, orangtua korban perundungan, Suripto mengaku, tidak tahu persis kejadian anaknya menjadi korban pemukulan temannya di sekolah.
Karena, saat anaknya diantarkan pulang ke rumah ternyata usai dipukuli temannya, dan perkaranya sudah diselesaikan pihak sekolah, tanpa sepengetahuannya.
Selanjutnya, dia selaku orangtua dipanggil pihak sekolah untuk mediasi bersama keluarga pelaku yang mamukul anaknya tersebut.
“Saat itu, saya tidak punya barang bukti, saya kira cuma gitu aja, ternyata ada yang mem-viralkan dan saya melihat videonya kemarin membuat saya jadi berat untuk tanda tangan,” kata dia saat dikonfirmasi wartawan.
Trauma
Dia mengungkapkan, pasca terjadi perundungan tersebut anaknya kini mengalami trauma dan sering merasakan kesakitan di bagian kepalanya saat mendapatkan banyak pertanyaan.
Bahkan, korban sempat diancam pelaku hingga tidak berani bercerita kepada orangtua maupun guru ataupun teman lainnya.
“Sempat opname tiga hari di rumah sakit, dan sekarang kondisi sudah membaik, hanya uratnya yang masih sakit,” tutur dia.
Sebelumnya, tersebar di media sosial sebuah video aksi perundungan terhadap siswa terjadi di salah satu SMP Negeri di Kabupaten Tuban.
Dalam video yang berdurasi 47 detik tersebut tampak pelaku dan korban perundungan masih memakai seragam olahraga bertuliskan sekolah tempat mereka belajar dan menimba ilmu.
Terlihat pelaku tiba-tiba datang menyerang korban dengan menendang bagian kepala dan bagian tubuh lainnya hingga korban tidak berdaya.
Sedangkan siswa lainnya hanya menonton sambil merekam adegan kekerasan terhadap siswa tersebut tanpa memberikan bantuan ataupun melerai.