KEDIRI, FaktualNews.co – Kabupaten Kediri tidak hanya kuat di bidang pertanian, tetapi juga peternakan. Apabila daerah lain mengandalkan impor daging untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, Bumi Panjalu tidak perlu. Sebab, kebutuhan daging sudah terpenuhi, bahkan surplus.
Data Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri hingga awal November 2024 menyebutkan, ketersediaan daging sapi di Bumi Panjalu mencapai 3.250 ton. Sedangkan kebutuhannya hanya sekitar 1.111,7 ton, sehingga surplus atau kelebihan 2.138,3 ton.
Ketersediaan daging sapi Kabupaten Kediri tahun ini tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya 3.391 ton (periode Januari – Desember 2023). Sedangkan kebutuhannya 1.204,0 ton atau surplus 2.186,1 ton.
drh. Tutik Purwaningsih, Kepala DKPP Kabupaten Kediri, bersyukur karena ketersediaan daging sapi melebihi kebutuhan. Sehingga sisanya bisa dipasok ke daerah lain.
“Jika melihat data kami memang termasuk mencukupi. Termasuk pada tahun 2023, Kabupaten Kediri surplus daging sapi,” kata drh. Tutik Purwaningsih, saat dikonfirmasi pada Senin (18/11/2024).
Dari 26 kecamatan di Kabupaten Kediri, 6 di antaranya memiliki populasi sapi potong yang besar. Antara lain, Mojo sebanyak 12.321 ekor, Ringinrejo 10.746 ekor, Plosoklaten 12.121 ekor, Gurah 12.571 ekor, Puncu 10.859 ekor, Kayen Kidul 10.268 ekor dan paling tinggi Kecamatan Wates 13.175 ekor.
Berbeda dengan sapi potong, populasi sapi perah tidak merata di seluruh kecamatan. Ada 5 kecamatan yang tidak memiliki populasi sapi perah antara lain, Kunjang, Plemahan, Purwoasri, Papar dan Tarokan.
Masih berdasarkan data populasi ternak tribulan, populasi ternak sapi perah paling banyak di Kecamatan Wates 1.438 ekor, Plosoklaten 1.709 ekor, Kandangan 2.028 ekor dan paling besar di Kecamatan Ngancar sebanyak 3.427 ekor. (KOM)