FaktualNews.co

Kisah Subadi, Tukang Cukur Jalanan di Era Modern

Unik   Jurnalis:
Tukang cukur jalanan - Setiap pagi, Pak Subadi sudah tiba di pinggir jalan Adityawarman Kepanjen. Datas trotoar, dia menggelar terop sederhana berbahan terpal dan kain sederhana berwarna hijau. Dia membuka "peralatan tempurnya" yang dia bawa dalam kotak kayu ditempatkan di bagian belakang sepeda mini miliknya.

Tukang cukur jalanan – Setiap pagi, Pak Subadi sudah tiba di pinggir jalan Adityawarman Kepanjen.
Datas trotoar, dia menggelar terop sederhana berbahan terpal dan kain sederhana berwarna hijau. Dia membuka “peralatan tempurnya” yang dia bawa dalam kotak kayu ditempatkan di bagian belakang sepeda mini miliknya. (Foto Luhur Wijaya/Faktualnews.co)


Diusia yang tak lagi muda, Pak Subadi tetap memilih bekerja sebagai tukang cukr rambut. Pria berusia 82 tahun ini sudah menggeluti pekerjaan sebagai tukang cukur rambut sejak tahun 1959, kala itu dia hanya sebatas mencukur rambut rekan kerjanya, setelah pensiun Subaidi memilih menjadi tukang cukur untuk mengisi hari-harinya.

Tua bekarya – Diusia yang tak lagi muda, Pak Subadi tetap memilih bekerja sebagai tukang cukr rambut.
Pria berusia 82 tahun ini sudah menggeluti pekerjaan sebagai tukang cukur rambut sejak tahun 1959, kala itu dia hanya sebatas mencukur rambut rekan kerjanya, setelah pensiun Subaidi memilih menjadi tukang cukur untuk mengisi hari-harinya. (Foto Luhur Wijaya/Faktualnews.co)


Alat cukur – Satu per sat alat-alat bawaannya dirapikan, mulai dari gunting, cukuran, sampai sisir. Dia lalu menata kursi untuk calon konsumennya. (Foto Luhur Wijaya/Faktualnews.co)


Pelanggan setia - Pelaggan Pak Subadi mulai dari tukang becak hingga pejabat, "pernah ada pemuda yang datang untuk merapikan cukurannya, dia habis dari salon tidak cocok dengan model cukuran salon itu, setelah saya cukur dia suka, saya diberi uang lebih dari ongkos cukur yang saya minta."

Pelanggan setia – Pelaggan Pak Subadi mulai dari tukang becak hingga pejabat. (Foto Luhur Wijaya/Faktualnews.co)


Harga bersahabat - Bicara soal harga, tentu berbeda dengan mencukur di barbershop. Pak Subadi mematok Rp. 10.000, "pernah ada yang ngasih saya Rp.200.000," kata dia sembari mengucap syukur.

Harga bersahabat – Bicara soal harga, tentu berbeda dengan mencukur di barbershop. Pak Subadi mematok Rp. 10.000, “pernah ada yang ngasih saya Rp.200.000,” kata dia sembari mengucap syukur. (Foto Luhur Wijaya/Faktualnews.co)


Tukang cukur veteran - Pria berusia 82 tahun ini sudah menggeluti pekerjaan sebagai tukang cukur rambut sejak tahun 1959, kala itu dia hanya sebatas mencukur rambut rekan kerjanya, setelah pensiun Subaidi memilih menjadi tukang cukur untuk mengisi hari-harinya.

Tukang cukur veteran – Pria berusia 82 tahun ini sudah menggeluti pekerjaan sebagai tukang cukur rambut sejak tahun 1959, kala itu dia hanya sebatas mencukur rambut rekan kerjanya, setelah pensiun Subaidi memilih menjadi tukang cukur untuk mengisi hari-harinya. (Foto Luhur Wijaya/Faktualnews.co)


Bersahabat dengan keringat - Pria sepuh itu juga mempunyai kebiasaan yang dilakukan setiap subuh, meski sudah usia lanjut, Pak Subadi masih nampak segar bugar, dia mengaku sebelum menggelar lapaknya, Pak Subadi mengayuh sepeda keliling melewati areal persawahan.

Bersahabat dengan keringat – Pria sepuh itu juga mempunyai kebiasaan yang dilakukan setiap subuh, meski sudah usia lanjut, Pak Subadi masih nampak segar bugar, dia mengaku sebelum menggelar lapaknya, Pak Subadi mengayuh sepeda keliling melewati areal persawahan. (Foto Luhur Wijaya/Faktualnews.co)


 

Editor: Luhur Wijaya