FaktualNews.co

Forum “Rasan-Rasan” Kupas Peran Strategis NU, Visi Misi Jangan Dilupakan

Religi     Dibaca : 1901 kali Penulis:
Forum “Rasan-Rasan” Kupas Peran Strategis NU, Visi Misi Jangan Dilupakan
Sejumlah kaum muda NU saat berdiskusi dalam forum "Rasan-Rasan" di Kedai Sufie, Minggu (12/2/2017) malam. Foto : ROmza/FaktualNews

Sejumlah kaum muda NU saat berdiskusi dalam forum “Rasan-Rasan” di Kedai Sufie, Minggu (12/2/2017) malam.
Foto : ROmza/FaktualNews

JOMBANG, FaktualNews.co – Forum “Rasan-Rasan” Kaum Nahdliyin yang sudah dimulai sejak Minggu (12/2/2017) malam lalu mengawali pembahasan dengan tema peran strategis Nahdlatu Ulama (NU). Forum mengerucutkan diskusi dengan menyatakan visi-misi NU tidak boleh dilupakan dalam menjalankan pengabdian di organisasi yang didirikan KH Hasyim Asy’ari tersebut.

Poin ini dianggap penting setelah ada diskusi panjang mengkaji permasalahan-permasalahan yang ditemukan selama ini. Masing-masing peserta “rasan-rasan” menyampaikan temuan-temuan di lapangan yang berkaitan dengan peran-peran strategis NU.

Diantara permasalahan yang dibeberkan para pengkaji dalam kesempatan itu, terkait kepedulian NU terhadap permsoalan-persoalan yang dihadapi warga nahdliyin. Semisal persoalan-persoalan peternakan, pertanian, kesehatan yang dialami warga ternyata masih belum selalu mendapat respon baik dari NU.

“Salah satu contoh, ada warga NU mendapat perlakuan tidak baik dari lembaga pendidikan. Ketika meminta bantuan mediasi kepada pengurus ranting NU, ternyata tidak direspon. Padahal pengurus ranting jika tidak mampu bisa menyampaikan kepada pengurus diatasnya. Saya yakin NU bisa mengambil peran baik ini meskipun persoalan dianggap kecil. Tapi bagi warga NU itu sangat penting,” kata Arif Syaiful Huda, salah satu peserta rasan-rasan.

Ditambahkan Muhammad Hasan, persoalan lain yang juga menjadi kebutuhan warga yakni perekonomian. Salah satu contohnya banyak warga NU yang memiliki usaha mandiri, tapi tidak terorganisir dengan baik. Jika hal itu diorganisir NU dan diberi pembinaan dengan baik pasti akan memberi manfaat yang luar biasa.

“Sesama pemilik usaha diorganisir, lalu pendistribusian juga tertata dengan baik kepada warga NU. Roda perekonomian yang seperti ini akan menjadi bermanfaat bagi sesama warga NU,” ujar Hasan.

Temuan-temuan persoalan itu kemudian dianalisa dengan merujuk kepada visi-misi NU yang poin-poin pentingnya diantaranya kesejahteraan, keadilan, dan pendidikan. “Kalau merujuk kepada visi misi NU, tidak boleh kemudian dibilang persoalan kecil bukan urusan NU. Justru warga NU akan merasakan ber-NU yang sebenarnya jika mendapat perhatian dari NU,” beber Muhammad Hasyim, Koordinator Forum “Rasan-Rasan” Kaum Nahdliyin ditengah-tengah diskusi berlangsung.

Sorotan lain juga dipaparkan KH Hamid Bisri (Gus Mamik). Menurut kiai yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Tanfidiyah NU Jombang ini, pemahaman tentang visi misi organisasi memang perlu selalu ditanamkan. Hal itu untuk menjaga ritme NU dalam menjalankan perannya.

“Visi misi itu perlu dibaca ulang, dipahami supaya semuanya mengerti bagaimana ber-NU itu tadi. Ini sederhana, tapi tidak semuanya melakukan untuk memahami peran masing-masing. Sehingga NU menjadi tidak dianggap ada oleh sejumlah warga untuk merangkulnya. Sekecil apapun persoalan kalau menyangkut keumatan, NU perlu hadir setidaknya memberi perhatian baik,” ulas Gus Mamik.

Aktivis ISNU Jawa Timur, Sunandar yang juga hadir dalam kesempatan “Rasan-Rasan” itu sempat menjelaskan pengalamannya tentang kajian yang dilakukan untuk memberi masukan program strategis NU. Baginya, meski sudah ada konsep untuk dijalankan, tapi tetap harus ada komitmen baik untuk merealisasikan.

“Kalau sudah tidak ada kemauan untuk menjalankan peran NU seperti yang ada dalam visi misi, beginilah akibatnya. Banyak yang akan menganggap ber-NU itu urusan amaliyah keagamaan saja, padahal kan tidak seperti itu,” bebernya.

Dalam konteks peran NU melindungi nahdliyin, Aan Anshori, aktivis Gusdurian menilai penting relasi dengan berbagai elemen dibangun dengan baik. Semisal dengan pemerintah maupun penegak hukum. “Contohnya kasus korban DBD (demam berdarah), pelajar yang meninggal di lokasi galian, maupun warga yang kesulitan mengurus jaminan kesehatan dan pendidikan, itu kan mayoritas nahdliyin. Mereka akan merasakan ber-NU yang sebenarnya ketika mendapat perhatian baik,” tandasnya.

Hadir dalam kesempatan tersebut sejumlah kaum muda NU dari berbagai kalangan. Forum “Rasan-Rasan” selanjutnya akan membahas lebih jauh relasi peran NU dengan pemerintah pada Minggu (26/2/2017) malam di Kedai Sufie. Seperti diketahui, forum ini akan dilaksanakan beruntun setiap dua minggu sekali hingga pelaksanaan Konfercab NU Jombang tanggal 22-23 April 2017 mendatang. (oza)

[box type=”shadow” ]

BACA JUGA :

[/box]

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Romza