FaktualNews.co

TKI Terbaring Koma di Malaysia, Keluarga Kesulitan Mencari Biaya Perawatan

Peristiwa     Dibaca : 3204 kali Penulis:
TKI Terbaring Koma di Malaysia, Keluarga Kesulitan Mencari Biaya Perawatan
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Desa Dayah Seupeng, Kecamatan Geureudong Pase, Aceh Utara, Khalidin (31) koma dan dirawat di Rumah Sakit Serdang, Selangor Darul Ehsan, Malaysia. (Foto Dokumentasi Keluarga)
TKI Koma di Malaysia

Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Desa Dayah Seupeng, Kecamatan Geureudong Pase, Aceh Utara, Khalidin (31) koma dan dirawat di Rumah Sakit Serdang, Selangor Darul Ehsan, Malaysia. (Foto Dokumentasi Keluarga)

 

ACEH UTARA, FaktualNews.co – Khalidin (31) tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Desa Dayah Seupeng, Kecamatan Geureudong Pase, Aceh Utara, sejak tujuh hari terakhir yang terbaring koma di Rumah Sakit Serdang, Selangor Darul Ehsan, Malaysia.

Khalidin mengidap penyakit tuberkulosis akut yang menyerang otak dan paru sehingga kondisinya sangat memperihatinkan.

(BACA : Atasi Persoalan TKI, Nusron Gandeng NGO di Hong Kong)

Dia berangkat ke negeri jiran itu 16 Oktober 2014 lalu sebagai pekerja satuan pengamanan di salah satu perusahaan swasta Malaysia.

Ditegah kabar tersebut keluarga Khalidin di Aceh Utara mengaku kesulitan mencari biaya perawatan dan untuk keperluan keluarga berangkat ke Malaysia.

“Sampai kemarin, biaya pengobatan Khalidin 4.204 ringgit atau setara Rp 15 juta. Tentu biayanya terus bertambah, mengingat Khalidin harus dirawat intensif. Masalah lain, keluarga tak memiliki dana mencukupi,” kata Adly Jaelany, tetangga Khalidin di Desa Dayah Seupeng, Kecamatan Geureudong Pase, Aceh Utara, Selasa (16/5/2017).

(BACA : Upaya Perkuat Lindungi TKI, Pemerintah akan Tambah Atase)

Adly menerangkan, saat ini warga sedang menggalang dana untuk keperluan keluarga berangkat ke Malaysia.

Selain itu, diharapkan Pemerintah Republik Indonesia melalui Kedutaan Besar (Kedubes) RI di Malaysia membantu pengobatan Khalidin.

Saat ini, Khalidin hanya didampingi oleh warga Aceh lainnya yang bekerja di Malaysia.

“Namun, terpenting sekarang bagaimana pengobatannya agar bisa pulih dan kembali ke tanah air,” pungkasnya. (*/rep)

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul
Sumber
Kompas.com