MOJOKERTO, FaktualNews.co – Lima kerangka manusia yang merupakan aset dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur yang dipindahkan oknum di lingkungan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Mojokerto akhirnya dikembalikan ke tempat semula. Menurut keterangan salah satu oknum tersebut, alasan pemindahan benda cagar budaya tersebut karena salah seorang oknum mendapatkan bisikan gaib.
Seperti diberitakan sebelumnya, kerangka manusia yang ditemukan hampir bersamaan dengan penemuan Candi Kedaton beberapa tahun silam yang berada di Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur akhirnya dikembalikan ke tempat asalnya setelah sempat dipindahkan oleh oknum tidak bertanggungjawab.
Pengembalian kerangka manusia tersebut dikawal Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim bersama puluhan masyarakat peduli budaya yang tergabung dalam komunitas Save Trowulan, Minggu, (16/7/2017).
Diawali ritual, kelima kerangka ini akhirnya dipindahkan dari Candi Brahu ke tempat asalnya, yakni Candi Kedaton atau yang dikenal sebagai situs cagar budaya Sumur Upas. Menurut Edhi Widodo, Kasi Perlindungan BPCB Jawa Timur, kelima kerangka manusia itu pada awalnya memang ditemukan di lokasi Candi Kedaton.
Saat dikonfirmasi, Ketua Komunitas Save Trowulan, Eko Prasetyo menuturkan, sebelum memindahkan kerangka tersebut dari Candi Kedaton ke Candi Brahu, ada seorang oknum yang mengaku mendapatkan bisikan gaib.
“Alasannya, ada oknum yang katanya mendapatkan bisikan, inilah yang parah. Perlu kita ketahui, sejarah bangsa ini bukan karena bisikan ghaib. Tapi berkat perjuangan, pertumpahan darah, keringat para leluhur kita,” tegasnya.
Ia berpesan, pihaknya mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan aset cagar budaya. Hal itu karena benda cagar budaya dinilai mampu memberikan pelajaran berharga di massa yang akan datang. “Intinya mari kita saling menjaga kelestarian situs cagar budaya. Semua sudah diatur dalam Undang-undang. Ini Undang-undang sudah jelas hukumnya,” tandasnya.
Saat disinggung terkait siapa oknum yang memindahkan aset cagar budaya tersebut ke Candi Brahu, pihaknya lebih memilih bungkam. “Kalau yang mindah ini saudara kitalah, sebangsa dan setanah air. Kemarin mungkin semua sudah tahu siapa-siapanya. Ya kita doakan saja, agar beliau-beliau yang salah kaprah dalam hal ini agar kembali lurus dan benar,” pungkasnya.