Pelayanan RSUD Jombang Disoal Pasien Pemegang KIS, Komisi D DPRD Prihatin
JOMBANG, FaktualNews.co – Lambannya pelayanan pasien di RSUD Jombang yang dikeluhkan Nursiami (42) asal Desa Sidowarek, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, ternyata sudah sampai ke gedung parlemen.
Wakil rakyat pun angkat suara perihal persoalan tersebut. Mereka sangat menyayangkan atas keluhan lambannya pelayanan di rumahsakit pelat merah milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang itu.
“Kami ikut prihatin dengan kondisi seperti itu. Mestinya tidak boleh dilakukan (pelayanan yang lamban). Karena RSUD harus melayani dengan baik, tidak peduli masyarakat itu berlatar belakang apa dan bagaimana,” kata Ketua Komisi D DPRD Jombang, H Syarif Hidayatullah kepada FaktualNews.co, Selasa (3/10/2017).
Ketua DPC Partai Demokrat Jombang ini menandaskan, Komisi D DPRD Jombang tak segan untuk memanggil pihak RSUD dan dinas terkait untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Hal ini untuk mengevaluasi pelayanan yang selama ini diberikan RSUD Jombang kepada masyarakat.
Namun sebelumnya, lanjut dia, dirinya juga meminta sejumlah pihak, termasuk awak media maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk membantu memberikan data yang konkret terkait buruknya pelayanan di RSUD Jombang yang selama ini banyak dikeluhkan pasien.
“Saya juga butuh masukan dari teman-teman media. Harapan kami kepada teman-teman media, LSM kalau mengetahui kejadian seperti itu diinventarisasi. Setelah informasi itu kita teliti dan cukup bukti, Komisi D akan secepatnya mengajak hearing dan dinas terkait,” jelas dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Nursiami mengungkapkan rasa kecewanya terhadap pelayanan medis di RSUD Jombang. Ia menilai pelayanan di RSUD Jombang kurang maksimal dan dokter kurang cekatan dalam menangani pasien.
“Saya sesalkan penanganan dokter kepada saya sebab waktu kemarin dokter sudah mengatakan jika hari ini akan segera melakukan tindakan medis dengan mengangkat cairan di perut saya akan tetapi tidak dilaksanakan sedangkan saya saat ini sudah merasa kesakitan,” ujar Nursiami saat ditemui awak media, Kamis, (28/9/2017) malam.
Dari pengakuannya, kata dokter yang menangani Nursiami, ia terkena penyempitan liver dan terlalu banyak cairan di perutnya sehingga dokter menganjurkan untuk segera dilakukan tindakan medis dengan mengangkat cairan di dalam perutnya. Ada cairan berwarna merah sebanyak 600 mililiter yang harus dikeluarkan dari tubuhnya.
Nursiami sempat menjalani 2 kali opname. Untuk opname yang pertama selama 8 hari dokter sudah pernah mengangkat cairan yang di dalam perutnya. Tapi untuk opname yang kedua di hari yang ke 12 ini dokter belum juga mengangkat cairan di dalam perutnya dan hanya memberikan obat.
Hingga akhirnya, cairan dalam perut Nursiami diangkat oleh dokter pada Jumat (29/9/2017). Selang beberapa jam setelah FaktualNews.co menemuinya di ruang Dahlia II, kelas 3. Pasien pemegang Kartu Indonesia Sehat (KIS) itu juga akhirnya diperbolehkan pulang pada Senin (2/10/2017) setelah cairan dalam perutnya diangkat.