FaktualNews.co

Datangi Bupati Sumenep, Iksass Kecam Pelaksanaan Festival Batik Sumenep 2017

Peristiwa     Dibaca : 1094 kali Penulis:
Datangi Bupati Sumenep, Iksass Kecam Pelaksanaan Festival Batik Sumenep 2017
FaktualNews.co/Supanjie/
Pertemuan Iksass dengan Asisten Administrasi Umum Setkab Sumenep, Mohammad Jakfar.

SUMENEP, FaktualNews.co – Ikatan Santri Alumni Salafiyah Syafi’iyah (IKSASS) Sumenep mendatangi Bupati Sumenep, Madura, Jawa Timur, mendatangi kantor Pemkab setempat guna menyampaikan kecaman terkait pelaksanaan Sumenep Batik Festival 2017 yang diselenggarakan, Sabtu (9/12/2017) lalu.

Ketua Majelis Tanfidi Iksass Rayon Sumenep, Mawardi mengatakan, setelah mengamati gelaran Sumenep Batik Festival yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep yang bertempat disisi selatan Taman Bunga yang notabene berada disekitar Masjid Jamik setempat sangat disayangkan.

“Kami atas nama IKSASS Sukorejo Situbondo Rayon Sumenep mengecam keras pelaksanaan acara tersebut karena secara vulgar telah mempertontonkan aurat,” katanya, Senin (11/12/2017).

Pihaknya mengklaim, pelaksanaan batik festival telah melanggar kaidah-kaidah Islami dengan mempertontonkan aurat di depan publik yang disaksikan banyak orang.

“Hal ini jelas telah melukai hati masyarakat Sumenep yang dikenal dengan masyarakat beradab dan religius. Maka dengan itu, kami meminta bapak Bupati Sumenep untuk segera bertindak menyikapi hal ini agar tidak terjadi lagi di masa yang akan datang,” tegasnya.

Untuk itu, ia berharap perayaan apa pun yang berkaitan dengan Sumenep, agar pelaksanaan disesuaikan menurut tuntunan syariat Islam dan tidak melanggar aturan serta budaya yang selama ini diyakini oleh masyarakat Sumenep.

Festival Batik Sumenep yang tidak Islami di depan Masjid Jamik Sumenep, ditegaskan, Masjid sebagai tempat dan sarana ibadah serta sebagai syi’ar Islam yang paling pokok di dunia ini telah dikotori dengan acara yang tidak mencerminkan budaya Islami.

“Dengan itu, maka kami minta ketika ada pelaksanaan acara yang dikhawatirkan tidak bisa menjaga identitas dan marwah masjid harus sejauh mungkin dijauhkan dari area masjid,” sambung dia.

Ditambahkan, penampilan peserta tidak mencerminkan kearifan budaya lokal Sumenep. Melihat acara yang ditampilkan tentunya hal tersebut tidaklah mencerminkan budaya asli Sumenep, di mana masyarakat Sumenep adalah masyarakat pesantren.

“Dengan ini maka kami meminta Bupati Sumenep dan pihak yang terkait untuk meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat Sumenep lewat media cetak maupun media elektronik,” tegasnya.

Selain itu, Iksass Rayon Sumenep memandang perlu agar Bupati Sumenep segera menginisiasi adanya Peraturan Daerah (Perda) yang dapat mengatur tentang batasan-batasan pelaksanaan kegitan kebudayaan dan kegiatan lainnya agar kejadian yang memalukan seperti kemarin tidak terjadi lagi di masa yang akan datang.

“Ini harus dibuatkan regulasi, baik Perda maupun Perbup agar hal serupa tidak terjadi kembali di kemudian hari,” tukas Mawardi.

Dikonfirmasi terpisah, Asisten Administrasi umum Setkab Sumenep, Mohammad Jakfar ditemui usai mewakili Bupati menemui para peserta audiensi menyambut baik masukan dan kritik Iksass untuk perbaikan kedepan.

“Kami terima mereka di ruang forum asisten, mohon maaf karena Bupati tidak bisa menemui langsung,” ujarnya kepada sejumlah wartawan.

Disoal terkait beberapa poin kecaman yang disampaikan Iksass, pihaknya berjanji sesegera mungkin akan menyampaikan aspirasi tersebut kepada Bupati dan panitia penyelenggara.

“Karena ini sifatnya aspirasi, kita nanti akan sampaikan ke bapak Bupati langsung, termasuk juga dengan penitia pelaksana,” tandas mantan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan ini.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin
Tags