Sungai dan Sumur Tercemar Limbah, Warga Ngumpul Jogoroto Hanya Bisa Pasrah
JOMBANG, FaktualNews.co – Puluhan Kepala Keluarga (KK) di Desa Ngumpul, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, mengeluhkan kondisi sumur mereka yang berbau. Selain berbau kondisi udara juga tidak segar.
Diduga, kondisi itu disebabkan oleh pencemaran limbah dari sebuah pabrik tahu yang lokasinya berada tidak jauh dari tinggal mereka.
Akibat pencemaran limbah, warga merasa terganggu dengan bau yang tidak sedap dari sungai. Selain itu, sumber air bersih pada sumur mereka juga tidak bisa digunakan pada waktu tertentu.
Menurut warga sekitar, Ali (30), limbah tersebut berasal dari pabrik tahu dari dua desa sebelah. Diketahui, dari pabrik tahu tersebut limbah langsung dibuang ke sungai tanpa melewati proses pengolahan terdahulu.
Akibat dari tidak adanya pengolahan limbah sebelum dibuang ke sungai membuat kondisi sungai berbau tidak sedap. “Di sana semua menjadi pengusaha tahu. Saking banyaknya limbah yang dibuang ke sungai menyebabkan bau yang menyengat,” jelasnya, Kamis (4/1/2017).
Limbah tersebut, kata Ali, mulai terasa baunya sejak sore hari. Bau tidak enak tersebut terus tercium sampai malam hari.
Saat sore, lanjut Ali, kondisi air sungai juga berubah warna putih bercampur limbah. Selain itu, saluran air yang ada di depan rumah warga untuk mengairi sawah juga ikut mengeluarkan bau menyengat.
“Kalau musim hujan seperti ini tidak terlalu parah, walaupun masih sangat bau karena air limbah mengalir lebih deras. Tetapi bila sudah masuk musim kemarau, baunya membuat kepala pusing, menyengat,” tambahnya.
Kondisi lingkungan seperti ini, beber Ali, sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu namun belum juga ada solusi. “Sementara ini masyarakat yang terdampak hanya berani mengeluh sendiri. Untuk protes atau demo belum berani, takut,” ujarnya.
Sementara itu, Bu Joko (50), perempuan asal Desa Ngumpul yang memiliki rumah tepat disamping sungai, mengaku bila musim kemarau datang ia sudah tidak bisa menggunakan sumurnya.
Kecuali, saat pabrik tahu selesai beroperasi. “Gimana ya, rumahnya sudah disini, ya terima saja apa adanya. Dulu bisa mandi di sungai tapi sekarang jangankan mandi, mendekati sungai saja malas karena baunya,” paparnya.
Atas kondisi ini, Bu Joko berharap adanya perhatian Pemerintah Kabupaten Jombang dan segera turun tangan. “Mau protes takut, mereka lebih besar dari kita. Pemerintah Kabupaten Jombang saja tidak bisa menghentikan masalah pencemaran ini, apalagi kita,” pungkasnya.
Dihubungi terpisah, Kabid Pengendalian, Pengawasan dan Penegakan Hukum Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jombang, Dwi Ariyani, menyatakan jika pihaknya sudah menurunkan tim ke Desa Ngumpul, Kecamatan Jogoroto.
“Kasi pengawasan sudah di lokasi sejak pagi tadi, tapi belum balik ke kantor,” tandas Dwi.