FaktualNews.co

Diduga Usai Vaksin ORI Difteri, Bibir Siswa SD Sumenep Alami Pembengkakan

Peristiwa     Dibaca : 1161 kali Penulis:
Diduga Usai Vaksin ORI Difteri, Bibir Siswa SD Sumenep Alami Pembengkakan
FaktualNews.co/Supanjie/
Bibir IN, mengalami pembengkakan.

SUMENEP, FaktualNews.co – Bibir IN, siswa kelas 1 SDI Mambaul Ulum, Kecamatan Guluk-Guluk, Sumenep, Madura, Jawa Timur, mengalami pembengkakan diduga usai mendapatkan vaksin ORI Difteri pada Selasa (20/3/2018) lalu.

Informasi yang dihimpun media ini, pasca mendapatkan vaksin difteri. Bocah 7 tahun itu lantas pulang dengan kondisi tubuhnya panas dan melemah.

“Keesokan harinya mulut korban keluar bintik-bintik merah yang semakin lama semakin membesar hingga dirawat inap di Puskesmas Guluk-guluk,” ungkap Edily Masrul, warga setempat, Senin (26/3/2018).

Diduga IN, mengalami keracunan obat setelah menjalani suntikan imunisasi vaksin Difteri oleh tim medis Puskesmas yang berakibat menyebabkan badan lemah, panas dan keluar bintik-bintik yang semakin membesar.

“Kami meminta pihak pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk melakukan kontrol terhadap perawat yang ada di bawah. Sebab kejadian ini kami duga atas kelalai petugas yang melakukan Vaksi,” ungkap Masrul.

Saat ini korban menjalani perawatan di Rumah Sakit Pamekasan, dan disarankan untuk di rujuk ke rumah sakit di Surabaya.

Informasi yang dihimpun media ini, awalnya ada empat siswa yang mengalami sakit usai di vaksin. Empat siswa itu ada yang pusing dan ada pula yang panas.

“Ada empat siswa, tapi sekarang yang lainnya sudah membaik. Tinggal yang dirujuk ke rumah sakit Pamekasan,” katanya.

Sementara itu, Kepala UPT Puskesmas Guluk-guluk As’ad Zainudin membenarkan peristiwa itu. Saat ini katanya masih dalam pengawasan dokter anak di Pamekasan.

“Masih terkontrol, semoga tidak sampai di rujuk,” katanya melalui sambungan teleponnya.

“Saat diperiksa tidak ada yang sakit. Saat ini tim dari Jawa Timur dan Rumah Sakit masih mendalami penyakit dan penyebabnya bibir siswa tersebut mengeluarkan bintik-bintik. Mungkin ini satu-satunya peristiwa di Madura,” tukas As’ad.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul
Tags