Selama Asian Games 2018, Premium Tidak Dijual di Jakarta
JAKARTA, FaktualNews.co – Pertamina tidak akan menjual bahan bakar jenis Premium, selama penyelenggaraan Asian Games dan pertemuan IMF-World Bank tahun 2018.
Selama berlangsungnya even-even tersebut, Premium tidak akan di jual wilayah Jabodetabek, Palembang, Bali, Bandung, Yogyakarta, Banyuwangi, dan Labuan Bajo.
Hal tersebut berdasarkan pada surat laporan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya kepada Presiden Joko Widodo per tanggal 5 Maret, seperti dilansir Anadolu Agency.
Dalam surat itu disebutkan, alasan untuk tidak menjual Premium di kota-kota tersebut karena kualitas udara — khususnya di Jakarta — pada kisaran 35 ug/m3 melampaui standar WHO sekitar 25 ug/m3.
Salah satu sumber pencemaran udara perkotaan terbesar adalah kendaraan bermotor berbahan bakar bensin dan solar.
Oleh karena itu, pemerintah meminta Pertamina menyediakan pasokan dan distribusi bahan bakar bensin berkualitas Euro-4 yaitu Pertamax Turbo atau Pertamina Dex untuk kendaraan berbahan bakar diesel selambat-lambatnya pada bulan Mei mendatang.
Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan kepada Anadolu Agency melalui telepon, Senin, bahwa Pertamina akan mengikuti surat dari pemerintah tersebut.
Pertamina, menurut Adiatma, sudah menyiapkan program Refinery Development Master Plan (RDMP) dan New Grassroot Refinery untuk menghasilkan bahan bakar berkualitas Euro-4 di setiap kilang minyak yang dimiliki.
“Sudah ada Peraturan Menteri LHK nomor 20 tahun 2017 yang mengharuskan penggunaan bahan bakar Euro-4,” jelas Adiatma.
Selain itu, Gaikindo selaku asosiasi produsen kendaraan bermotor juga tidak akan lagi memproduksi kendaraan berbahan bakar di bawah Euro-4 mulai Oktober mendatang.
Dengan begitu, menurut Adiatma, kendaraan bermotor nantinya tidak akan bisa lagi mengkonsumsi bahan bakar di bawah kualitas Euro-4.
“Berbeda dengan kendaraan yang ada saat ini karena diproduksi berdasarkan standar Euro-2,” tukas Adiatma.
Pertimbangan pengembangan bahan bakar Euro-4 menurut dia karena Premium selama ini dianggak tidak ramah lingkungan dan kesehatan.
Namun, bukan berarti Pertamina tidak akan lagi menjual Premium. Peniadaan Premium, imbuh Adiatma, hanya sebatas pada saat penyelenggaraan Asian Games dan pertemuan tahunan IMF-World Bank saja.
Selanjutnya, lanjut Adiatma, keputusan ada atau tidak adanya Premium bukan menjadi kewenangan Pertamina, melainkan kewenangan pemerintah berdasarkan Perpres 191 tahun 2004 yang mengatur jenis bahan bakar khusus penugasan Premium dan Solar.
Untuk menghilangkan Premium dari peredaran, menurut dia lagi, sangat tergantung sinkronisasi peraturan dan kebijakan politis pemerintah.
Namun khusus untuk wilayah Jawa, Madura, dan Bali, sebut Adiatma, memang tidak ada kewajiban bagi Pertamina untuk menjual Premium.
“Kami sebagai perusahaan negara siap apapun keputusannya,” tegas Adiatma.