Didesak Mundur, Ketua DPC PDIP Jombang : Itu Sangat Tendensius
JOMBANG, FaktualNews.co – Desakan agar ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Marsaid, agar mundur dari jabatannya dinilai sarat muatan politik. Bahkan, Marsaid menilai desakan tersebut sangat tendesius.
“Bau politisnya kental dan itu sangat tendensius. Karena demo itu tidak dibenarkan di PDIP. Kalau ada yang tidak sesuai, bisa dimusyawarahkan, karena DPC tidak anti kritik dan itu sudah saya laporkan ke DPP,” ujar Ketua DPC PDI Perjuangan Jombang, Marsaid kepada FaktualNews, Rabu (1/8/2018).
Politisi gaek PDI Perjuangan Jombang ini menuturkan, tuntutan dirinya mundur dari kursi jabatan itu tidak berdasar. Apalagi salah satu alasan yang disampaikan massa aksi di depan Kantor DPC PDI Perjuangan di Jl. Brigjen Katamso, Desa Pulo Lor, Kecamatan/Kabupaten Jombang kemarin lantaran kegagalan pasangan Bupati dan Wakil Bupati Jombang dalam Pilgub Jombang 2018 lalu.
“Sekarang saya balik bertanya, apakah kader dan sebagian PAC yang kemarin itu demo sudah menjalankan, mengamankan dan merealisasikan keputusan DPP PDI Perjuangan untuk memenangkan paslon Syafiin-Choirul? Karena dari hasil evaluasi kami, sebagian besar yang demo kemarin tidak menjalankan intruksi DPP,” imbuhnya.
Bahkan, sejumlah kader yang melakukan aksi itu, justru membelot dan mendukung paslon lain yang tidak diusung oleh PDI perjuangan. Sehingga, dalam pesta demokrasi kemarin, paslon Syafiin-Choirul kalah dari dua paslon lainnya.
“Jajaran DPC berhak untuk mengevaluasi itu. Bahkan ada sebagian yang terang-terangan membantu calon lain. Artinya dia sudah tidak patuh terhadap rekomendasi dari DPP. Sebagian besar yang tidak mengamankan dan mengawal rekomendasi ya yang ikut demo itu,” jelasnya.
Marsaid juga menyinggung pidato Ketua DPP PDI Perjuangan saat di Madiun dan Surabaya, perihal akan adanya pencopotan jika dalam Pilgub Jatim calon yang diusung, yakni Gus Ipul dan Mbak Puti kalah. Menurutnya, statmen itu ditujukan untuk paslon Pilgub Jatim, bukan untuk paslon yang diusung dalam Pilbup Jombang.
“Selain itu, kekalahan untuk Pilgub Jatim, di Jombang hanya terpaut 0,6 persen. Kalau soal keuangan, selama ini kita selalu terbuka. Silahkan dicek setiap hari, pasti ada catatan pembukuan itu. Sejak dulu DPC PDIP Jombang memang tidak punya kantor. Mulai dipegang pak Suyanto (mantan Bupati Jombang), kemudian Mas Sumrambah, tidak mempunyai aset. Baru saat saya ini, punya aset mobil operasional, dan saat ini memang berada di bengkel,” paparnya.
Untuk itu, Marsaid pun mengaku tidak akan terpengaruh dengan aksi ratusan kader yang mendesaknya mundur itu. Ia mengatakan, hingga saat ini, pihaknya sudah melaporkan hal itu ke DPP. Ia juga menyatakan, jika semua proses pencalegan sudah sesuai dengan mekanisme.
“Semua sudah kita lakukan sesuai dengan prosedur. Yang kemarin katanya soal penetapan nomor urut, kami juga sudah sesuai dengan mekanisme. Setelah melakukan rapat di DPC kemudian nomor urut itu kita ajukan ke DPP melalui DPD PDIP. Jadi sudah sesuai dengan PP nomor 25A Tahun 2018,” tandasnya.
Sebelumnya, DPC PDI Perjuangan Kabupaten Jombang, Jawa Timur, kembali memanas. Kantor DPC PDI Perjuangan Jombang, digeruduk ratusan kader dan simpatisan, Selasa (31/7/2018).
Dengan membawa poster dan atribut partai, ratusan kader yang mengenakan kaos warna merah ini mendatangi kantor DPC PDI Perjuangan di Jl. Brigjen Katamso, Desa Pulo Lor, Kecamatan/Kabupaten Jombang, Jawa Timur, sekira pukul 11.00 WIB.
Dalam aksinya mereka mendesak Marsaid mundur dari jabatan Ketua DPC PDIP Jombang. Marsaid disebut sudah gagal memimpin dan menjalankan roda organisasi. Lantaran dalam Pilgub maupun Pilbup Jombang, paslon yang diusung kalah.