Indonesia Buka Pasar Ekspor Baru di Tiga Benua
SURABAYA, FaktualNews.co – Pemerintah Indonesia berusaha keras meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam negeri dengan membuka pasar baru tujuan ekspor ke sejumlah negara di tiga benua, berbagai perjanjian perdagangan dilakukan.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pun menyebut ada beberapa perjanjian perdagangan dengan berbagai negara yang disusun, pada tahun 2018 ini selesai. Negara itu antara lain, Australia, Mozambique, Tunisia, Maroko.
“Tahun ini saya harap yang bisa selesai itu adalah Australia, kemudian Tunisia, Mozambique dan Maroko. Kemudian secara substantial, substantive yang RCP itu kami harapkan bisa kami selesaikan,” terang Mendag Enggartiasto Lukita saat di Surabaya, Rabu (8/8/2018).
Selain negara itu, Enggar mengatakan jika pihaknya saat ini tengah melakukan peninjauan umum atas perjanjian perdagangan antara Indonesia-Jepang. Perjanjian perdagangan bersama negeri sakura ini, ditargetkan akan terealisasi tahun 2019 mendatang.
“(Perjanjian) Ini kita proses, dan diharapkan tahun depan itu IU dan FK. Itu dua, masih lagi on the pay plan itu (masih dalam rencana pembayaran) beberapa perjanjian-perjanjian dengan negara Afrika,” lanjutnya.
Enggartiasto menegaskan, langkah pemerintah membuka pasar ekspor baru ke sejumlah negara yang selama ini masih rendah nilai transaksi perdagangannya dengan Indonesia, dapat menggenjot pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Karena dikatakannya, pertumbuhan ekonomi suatu negara tergantung dari dua hal, yakni nilai ekspor dan investasinya.
“Salah satu komponen yang ini kan bagaimana ekspor kita tumbuh, kemudian demikian juga dengan investasinya. Investasi dengan Ease Of Doing Business (EODB) dengan kita bisa meningkat,” katanya.
Khusus soal investasi, pemerintah kata Enggar, telah banyak memberikan insentif-insentif bagi investor. Tujuannya sama, yakni meningkatkan nilai investasi untuk memperbaiki ekonomi bangsa, sebab belakangan para investor terkesan ragu berinvestasi ataupun sekedar menambah volume investasi, “Karena mereka takut bagaimana kalau sudah berinvestasi daya beli dunia itu menurun,” akunya.