Didemo, Plt Wali Kota Blitar Temui Pedagang Legi
BLITAR, FaktualNews.co – Plt Wali Kota Blitar Santoso akhirnya menemui Aliansi Pedagang Blitar yang menggelar unjuk rasa pada di halaman Pemkot Blitar, Jawa Timur, Kamis (23/8/2018) pagi.
Sekitar pukul 11.00, Santoso bersama Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Blitar, Arianto menemui perwakilan massa di ruang Sasana Praja di kantor Pemkot Blitar.
Santoso menjelaskan pedagang mastrip akan ditempatkan di lapangan Sananwetan SMA 1. Namun ada prosesnya seperti persetujuan dengan dewan dan penyusunan detail engenering design (DED) dan master plannya.
“Saya juga sampaikan bahwa di tahun 2019 kita sudah menetapkan Pasar Legi dibangun. Tapi itu juga butuh proses,” ujar Santoso, dihadapan para pedagang.
Santoso menuturkan tidak ada niatan menggantung nasib para pedagang. Hanya saja segala proses pembangunan perlu perencanaan pembangunan yang detil supaya hasilnya juga bagus.
“Banyak dokumen yang harus dilengkapi, kalau tidak, sudah ada contohnya Pasar Templek yang kini pembangunannya tidak bisa dilakukan. Karena belum ada dokumen, membuat dana pusat Rp 6 miliar tak bisa dicairkan. Kini sudah terlanjur dibongkari tak jadi dibangun sementara kita tata ulang pakai APBD,” jelas Santoso.
Sebelumnya, puluhan warga yang tergabung dalam Aliansi Pedagang Blitar menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Blitar. Mereka menuntut janji pemerintah terkait perbaikan Pasar Legi yang tak kunjung dikerjakan dan pedagang mastrip yang tak kunjung diberikan tempat pasca penggusuran, Kamis (23/8/2018).
Dengan membawa keranda jenazah dan nisan bertuliskan AR yang tak lain mereka tujukan kepada Kepala Disperindag Kota Blitar, Ariyanto. Pasalnya, mereka menilai pemerintah yang tidak adil dan kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat.
Salah satu orator Siti Hani, meneriakkan bagaimana mereka selama ini berdagang dalam kondisi memperihatinkan. Terhitung selama 26 bulan mereka berdagang dibawah panasnya terpal terlantar di pinggiran trotoar pasca Pasar Legi terbakar tak kunjung diperbaiki.(Dwi Hariyadi)