Kebakaran Gunung Penanggungan, Ratusan Situs Kuno Terbakar
MOJOKERTO, FaktualNews.co – Sejumlah situs purbakala yang berada di lereng Gunung Penanggungan terbakar. Hal itu bersamaan dengan kebakaran hutan yang terjadi di lereng Gunung Penanggungan sejak beberapa hari lalu yang meludeskan belasan hektare lahan.
Nur Aini (41), salah seorang warga setempat yang turut memadamkan kebakaran hutan di Gunung Penanggungan mengatakan, saat melakukan pemadaman, dirinya melihat beberapa situs yang ada di lereng gunung Penanggungan di sepanjang jalur pendakian melalui jalur Jolotundo turut terbakar akibat kebakaran hutan.
Situs-situs itu adalah Candi Bayi, Candi Gentong, Candi Pura, Candi Putri, Candi Shinta, Candi Pendowo, Candi Lemari, Candi Naga 1, Candi Naga 2, Candi Kendali Sodo, Candi Carik, Candi Lurah, Candi Kama, Candi Wisnu dan Candi Guru.
Meski, situs tersebut terbuat dari batu, warga tetap khawatir jika situs itu rusak. Selain lokasinya berada di tengah hutan jalur pendakian Gunung Penanggungan yang terbakar, sehingga rawan ada pohon tumbang yang di khawatirkan menimpa situs purbakala.
Dirinya menceritakan, situs-situs itu diketahui ikut terbakar sejak Selasa (9/10/2018) pagi. Saat itu, kepulan asap putih mulai terlihat di hutan yang berada di Desa Kedungudi, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto.
“Saat warga LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan) Tamiajeng dan sejumlah tim SAR Penanggungan ke lokasi kebakaran, ternyata api sudah berada di bawah Candi Bayi yang lokasinya paling bawah sendiri dari candi-candi lainnya,” tuturnya.
Dengan menggunakan alat-alat seadanya, sejumlah warga LMDH Tamiajeng, SAR Penanggungan serta petugas dari Perhutani dan relawan terus berupaya memadamkan api yang membakar hutan di Gunung Penanggungan itu.
Meski sempat padam pada Selasa (9/10/2018) malam, api kembali menyala pada Rabu (10/10/2018) siang. Kepulan asap kembali terlihat di jalur pendakian Gunung Penanggungan via Kedungudi, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto.
Sementara dari informasi yang di dapat sejak 2012 sampai 2016 Tim Ekspedisi Universitas Surabaya (Ubaya) menemukan 134 situs baik berupa candi, punden berundak, gapura, prasasti, goa, dan jalur kuno di lereng gunung Penanggungan.
Dalam beberapa kitab kuno Jawa disebutkan bahwa Gunung Penanggungan yang dulu bernama Gunung Pawitra merupakan gunung suci bagi masyarakat Hindu dan Budha.