“Kejanggalan” Kebakaran yang Menghanguskan Undar Jombang?
JOMBANG, FaktualNews.co – Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah 7 Kemenristekdikti, Suprapto, meminta aparat kepolisian mengusut tuntas penyebab kebakaran gedung Advance Lecturing FKIP dan Fisipol Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang, Jawa Timur.
“Daripada saya mereka-reka karena hanya melihat videonya saja, akhirnya saya datangi. Dalam bayangan saya kira tadi gedung lain, ternyata gedung yang ini (gedung B),” jelasnya saat berada di Undar, Selasa (4/12/2018).
Saat disinggung mengenai dugaan adanya unsur kesengajaan dalam insiden tersebut, Suprapto enggan memberikan komentar. Menurutnya, pihak yang lebih berwenang menjawabnya adalah aparat Kepolisian.
“Jadi biar Polisi yang menjawab, ini kan sekarang masih olah TKP kan? Semoga penyebabnya segera diketahui, kita bisa ambil hikmahnya saja,” tegas dia.
Api dari Ruang Dekan FKIP, Bingung Cara Memadamkan
Dekan FKIP Undar, Suhudi, merupakan salah satu orang yang kali pertama mendapat laporan mahasiswa dan Satpam ketika api mulai membakar ruangan Dekan. Kemudian satpam memberitahu dirinya sekira pukul 18.00 Wib. “Api pertama dari ruang Dekan FKIP, lalu begitu besar menurut saya. Tapi penanganannya kita bingung semua. Gak bisa apa-apa dengan api itu, akhirnya ya terbakar semua,” jelasnya kepada media di Jombang, Selasa (4/12/2018).
Kebakaran gedung FKIP dan Fisipol Undar menimbulkan pertanyaan terkait penyebab kebakaran ampus legendaris itu. Apakah murni kebakaran atau ada unsur sabotase. Karena, asal api dari ruang dekan FKIP yang dalam keadaan kosong.
Dikatakan Suhudi, di ruang Dekan FKIP dalam keadaan kosong. “Sudah satu bulan setengah saya tidak masuk ke ruang Dekan FKIP. Di dalam ruangan tidak ada apa-apa, komputer juga tidak ada gak ada apa-apa disitu. Kok tiba-tiba muncul api,” tuturnya nampak terheran-heran.
Akibat kebaran ini, ratusan dokumen penting seperti ijazah dan berkas skripsi serta transkrip mahasiwa ludes tak berbekas. “Total kerugian kami perkirakan mencapai Rp10 miliar. Karena banyak alat elektronik di sana, ada LCD 10 buah, komputer, berkas, ijazah lama ada seratusan lebih yang belum diambil mulai dari tahun 2009 sampai 2017,” kata Suhudi.
Hingga saat ini tim Labfor Polda Jatim masih melakukan olah TKP, untuk mengungkap penyebab pasti kebakaran yang menghanguskan gedung tiga lantai tersebut.
Untuk mengantisipasi sejak dini jika terjadi kebakaran di dalam gedung atau perkantoran sebelum api tambah besar. Seharusnya kampus sebesar Undar Jombang memiliki alat pemadam api ringan (apar) atau fire protection.
Gedung Undar Jombang Tidak Diasuransikan
Pihak Universitas Darul Ulum Jombang memperkirakan total kerugian akibat kebakaran yang terjadi di Gedung Advance Lecturing pada Senin (3/12/2018) petang, mencapai lebih dari angka Rp10 miliar.
Kerugian itu harus ditanggung sendiri oleh pihak yayasan Undar Jombang, karena gedung yang dibangung pada tahun 1980 an itu tidak diikut sertakan dalam program asuransi.
“Gedung B ini dibangun pada gelombang ke dua tahun 1980-an, setelah gelombang satu yang meliputi balkon dan gedung A atau Aula Kampus dan memang tidak diasuransikanKetua Yayasan Universitas Darul Ulum, Ahmadah Faidah, Selasa (4/12/2018).
Menurut wanita yang akrab disapa Neng Aa ini, gedung B tersebut dibangun di era Kiai Musta’in Romli, yang notabene merupakan pendiri Undar.
Universitas Darul Ulum Jombang pernah mengalami era kejayaan sebelum terpuruk. Kampus yang diresmikan Jenderal Dr. A.H. Nasution menjadi salah satu jujukan bagi ribuan mahasiswa dari berbagai daerah untuk menimba ilmu.
Tidak sedikit, politisi, pejabat, hingga menteri yang pernah digembleng di Kampus ini. Sebut saja, Wakil Bupati Blora, Arif Rohman. Arif merupakan alumni Fakultas Fisipol Kampus Undar. Kemudian, Agus Jui Purmawan Staf khusus Menristek Dikti. Agus merupakan alumni Fakultas Teknik Kampus Undar tahun 1991.
Namun, dipertengahan tahun 1990-an, kampus yang berslogan ‘Berotak London dan berdada Masjidil Haram’ mulai didera konflik di internal keluarga. Api konflik tersebut ternyata terus berjalan hingga puncaknya terjadi diawal tahun 2000-an.
Perebutan posisi ketua yayasan dan rektor di Kampus Undar Jombang membuat kampus ini mulai ditinggalkan mahasiswa, karena kekhawatiran soal keabsahan ijazah akibat dualisme kepemimpinan di Undar.
Apalagi kedua belah pihak yakni kubu Luqman Haqim dan kubu Mujib Musta’in sama-sama mengaku menjadi pemegang tampuk kepemimpinan yang sah.
Olah TKP Kebakaran Undar Jombang