GUSDURian dan GP Anshor Ziarah Makam Riyanto, Banser yang Peluk Bom di Malam Natal
MOJOKERTO, FaktualNews.co – Sejumlah aktivis GUSDURian dan GP Anshor Mojokerto, melakukan ziarah ke makam Riyanto, anggota Banser yang tewas usai mengamankan bom saat perayaan natal di sebuah gereja tahun 2000 silam.
Sekira pukul 16.30 WIB, sejumlah aktivis dari berbagai organisasi masyarakat itu tiba di makan Riyanto, di Jalan Sabukalu, Kecamatan Prajuritkulon, Kota Mojokerto. Usai berdoa bersama, mereka lantas menaburkan bunga di atas makam Riyanto.
“Dalam Rangka memperingati 18 tahun meninggalnya sahabat Riyanto, GUSDURian Mojokerto bersama GP Anshor, Banser Kota Mojokerto, IPNU, IPPNU melakukan doa bersama dan tabur bunga di makam Riyanto,” kata Koordinator GUSDURian Mojokerto, Imam Maliki, Senin (24/12/2018).
Menurutnya, aksi heroik Riyanto dalam melindungi sesama manusia harus terus diingat. Untuk itu, ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mencontoh aksi Riyanto yang rela menjadi martir untuk melindungi umat agama lain yang tengah beribadah.
“Indonesia ini terdiri dari berbagai suku, budaya, agama dan ras, untuk itu dengan semangat Riyanto mari kita bersama-sama menjunjung tinggi rasa persatuan. Jangan hanya karena berbeda agama, keyakinan, warna kulit kita jadi terpecah,” terangnya.
Riyanto yang merupakan seorang anggota Banser Nahdlatul Ulama (NU) cabang Kabupaten Mojokerto. Ia dianggap sebagai pahlawan setelah aksi heroiknya menyelamatkan ratusan nyawa umat kristiani saat sedang mengikuti misa natal.
Bagaimana tidak, meski bukan seorang polisi atau tentara, ia dengan sigap ikut menjaga keamanan di Gereja Eben Haezar Mojokerto. Di tempat ia berjaga, misa pada Malam Natal tengah berjalan, tepatnya pada 24 Desember 2000 silam.
Dilansir dari NU.or.id, sekitar pukul 20.30 WIB, Riyanto mendapat kabar seseorang yang menemukan tas ransel warna hitam yang mencurigakan.
Tanpa ragu, ia membuka tas ransel dan mendapati rangkaian kabel yang memercikkan api. Meyakini isi bungkusan merupakan bom, Riyanto pun segera membawa tas ransel itu kabur.
Dari cerita yang diunggah oleh Sularno Menot tersebut, Riyanto sempat meneriakkan kata “tiarap” kepada jemaat gereja sambil berlari.
Bom kemudian dilempar oleh Riyanto ke tempat sampah namun terpental. Hingga akhirnya, Riyanto kembali mengambil bom dan mendekapnya untuk membawa lari lebih jauh. Nahas, bom telanjur meledak dalam dekapannya.
Tubuhnya pun terpental hingga beberapa meter hingga anggota tubuhnya dalam kondisi menyedihkan. Kuatnya ledakan juga merobohkan pagar beton gereja.
Nyawa Riyanto pun tak dapat diselamatkan meski ia menyelamatkan ratusan nyawa lainnya. Saat insiden terjadi, Riyanto baru berusia 25 tahun.
Aksi heroik Riyanto sempat ditanggapi oleh Gus Dur. Menurut Gus Dur, aksi Riyanto yang menyelamatkan ratusan nyawa saat bom malam natal di gereja Mojokerto itu merupakan perbuatan yang sangat mulia.
“Riyanto telah menunjukkan diri sebagai umat beragama yang kaya nilai kemanusiaan. Semoga dia mendapatkan imbalan sesuai pengorbanannya,” kata Gus Dur.
Mantan presiden ini juga sempat hadir dalam haul lima tahun kematian Riyanto. Tidak hanya Gus Dur yang memberikan penghormatan kepada mendiang Riyanto. Kisah Riyanto juga sudah diangkat menjadi sebuah film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo.