SUMENEP, FaktualNews.co – Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep, Madura, Jawa Timur, terus berinovasi. Kali ini di bawah tangan dingin nahkoda baru, Disdik mulai menerapkan pendidikan berbasis Ilmu Teknologi (IT) dan berakhlaqul karimah.
Kepala Dinas Pendidikan Sumenep, Bambang Irianto menjelaskan, kedepannya, setiap sekolah yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan, akan menerapkan pembelajaran bebasis Digital School.
“Ke depan, kami akan menerapkan program pembelajaran bebasis Digital School, pastinya ini tidak seperti membalikkan telapak tangan, Karena yang harus dibenahi adalah Sumber Daya Manusia (SDM) baik dari tenaga pendidiknya maupun anak didiknya,” terangnya, Rabu (15/5/2019).
Selain itu, lanjut Bambang, yang menjadi tantangan terberat dalam penerapan Digital School adalah sarana prasarana yang membutuhkan anggaran cukup besar.
“Kita butuh anggaran besar, dan tidak mungkin dalam waktu dekat bisa menerapkan program dengan hanya mengandalkan kekuatan APBD Sumenep,” imbuhnya.
Oleh karenanya, pihaknya akan mencari pola agar pendidikan berbasis IT khususnya Digital School tersebut bisa diterapkan secepatnya tanpa harus menunggu anggaran dari pemerintah.
“Kami masih mencari pola dalam penerapan pendidikan berbasis IT maupun penerapan Digital School agar bisa dilaksanakan dalam waktu dekat ini,” katanya.
Sebagai langkah kongkrit, pihaknya menggandeng perusahaan Android Internasional yakni Perusahaan Hand Phone Android Oppo. Setelah berbicara banyak dengan General Manager (GM) Oppo Surabaya, ternyata mereka menyambut baik.
“Disdik akan menggandeng perusahaan Android Internasional, dan Alhamdulillah mereka menyambut baik program pendidikan berbasis IT yang akan diterapkan oleh kami,” tegas Bambang.
Sementara itu, Evander Horyzin Genera Manager (GM) Oppo Surabaya mengatakan, ini merupakan terobosan baru dalam dunia pendidikan.
Untuk itu pihaknya sangat mengapresiasi program yang direncanakan oleh Kepala Dinas Pendidikan Sumenep, sebab saat ini memang sudah saat ini anak didik tidak boleh tertinggal dengan kemajuan teknologi.
“Ide ini sangat bagus sekali, bahkan saya menilai program ini pertama kali ada dibandingkan dengan daerah lainnya,” ujarnya.
Kendati demikian, untuk persoalan aplikasi android khusus pendidikan, ia mengaku masih harus bekoordinasi dengan Perusahaan Oppo di China, sebab pihaknya harus mencari bahan-bahan dasar dalam pembuatan software pendidikan tersebut dan tidak boleh melupakan kearifan lokal Negara Indonesia.
“Dari Hardware, kami siap. Sedangkan, untuk software kami harus berkoordinasi dulu dengan bagian IT Perusahaan Oppo di China,” ungkapnya.
Dalam memajukan dunia pendidikan di era digital ini, lanjut Evander Horyzon, pihaknya sangat siap dan pasti akan mendukungnya.
“Kami pasti mendukung 100 persen dalam memajukan dunia pendidikan. Sebab, ada pepatah di China itu, Boleh miskin harta, Tapi jangan sampai miskin pendidikan atau ilmu,” pungkasnya. (*)