Kasus Pencabulan di Mojokerto Meningkat, Polisi Imbau Ortu Awasi Penggunaan Gadget Anak
MOJOKERTO, FaktualNews.co-Kasus pencabulan di wilayah hukum Polres Mojokerto semakin menghawatirkan. Bagaimana tidak, total sepanjang awal Januari hingga Juli 2019, sudah sembilan kali terjadi kasus pencabulan yang ditangani kepolisian.
Oleh sebab itu, peran serta orang tua dalam melakukan pengawasan terhadap anak perlu adanya peningkatan. Mulai dari pengunan gadget hingga lingkungan.
Kasatreskrim Polres Mojokerto, AKP M Solikhin Fery mengungkapkan, kasus pencabulan dan persetubuhan terhadap anak di bawah umur memang meningkat.
Data unit PPA satreskrim menyebutkan, dalam dua pekan bulan Juli ini saja, sudah ada dua kasus yang ditangani. “Ada peningkatan signifikan, sampai dua kasus,” ungkapnya.
Fery menyebutkan, dua perkara itu belum termasuk kasus di bulan-bulan sebelumnya, mencapai tujuh kasus. “Jadi, total Januari sampai Juli ini ada sembilan kasus yang sudah ditangani penyidik,” tambahnya.
Menurut dia, angka kasus pencabulan pada tahun ini tergolong cukup tiggi. Sehingga kondisi seperti ini mengharuskan orang tua lebih meningkatkan kewaspadaan, sekaligus pengawasan terhadap anaknya.
Baik secara persuasif atau pendekatan-pendakatan lain. Termasuk dalam mengawasi anak dalam pergaulan dan penggunaan gadget.
Apalagi, dari hasil penyelidikan sejumlah kasus yang ditangani, sejauh ini sebagian besar antara korban dan pelaku ada kedekatan emosional. Mulai teman bergaul, teman sekolah, dan pacar. Bahkan, yang memprihatinkan lagi, di mana antara korban dan pelaku masih di bawah umur.
“Jika sudah seperti ini, pergaulan bebas dan gadget memang sudah menjadi salah satu faktor pencabulan,’’ tuturnya.
Meski demikian, pihaknya belum bisa menjelaskan secara detail perihal motif pencabulan yang melibatakan anak di bawah umur. Sebab, hingga kini, kasusnya masih dalam tahap penyelidikan. Polisi masih mengumpulkan barang bukti dan keterangan saksi-saksi. “Keberadaan pelaku juga masih dalam penelusuran kami,” tandasnya.
Fery menegaskan, atas tingginya kasus pencabulan ini, polisi berharap semua eleman, tidak hanya orang tua, melainkan lingkungan harus ikut terlibat aktif dalam mengantisipasi.
Orang tua misalnya. Lanjut Fery, harus memberikan arahan dan batasan-batasan bagi anaknya dalam bergaul. Khususnya bagi anak perempuan. Di lingkungan sekolah, arahan dari guru menjadi penting untuk menekan tingginya kasus pencabulan melibatkan pelajar.
“Artinya, tidak hanya penindakan oleh kepolisian saja. Pencegahan saya rasa lebih penting dan lebih efektif,” terangnya. Disisi lain tindak pidana pencabulan, tentunya banyak faktor yang memengaruhi.
Di antaranya, karena lingkungan, situasi, bahkan karena kelainan seksual. “Pelakunya juga relatif berbeda. Mulai remaja sampai berusia kakek-kakek,” tegas Fery.