FaktualNews.co

Tidak Perlu Memaksa, Biarkan Anak-Anak Belajar Disiplin Secara Mandiri

Pendidikan     Dibaca : 1314 kali Penulis:
Tidak Perlu Memaksa, Biarkan Anak-Anak Belajar Disiplin Secara Mandiri
FaktualNews/Ilustrasi
Ilustrasi anak bermain (mirror.co.uk)

SURABAYA, FaktualNews.co – Dalam hal belajar, anak-anak tidak bisa dipaksa. Mereka lebih suka dibimbing. Hal-hal yang bersifat memaksa hanya akan membuat anak-anak menjadi tertekan. Jadi dalam hal mendisiplinkan anak, biarkan mereka belajar secara mandiri.

Dikutip dari duniabelajaranak.id, tugas pendidik adalah membimbing dan mengarahkan mereka tanpa ada unsur pemaksaan. Demikian juga terkait perkembangan kedisiplinan anak-anak, yang dibutuhkan adalah bimbingan bukan pemaksaan. Berikut ini sejumlah tips mendampingi dan membimbing anak-anak agar bisa tumbuh menjadi pribadi yang disiplin dan berkarakter.

Berani mengakui kesalahan

Ajarilah anak untuk berani mengakui kesalahan. Karena dengan mengakui kesalahan, mereka akan menjadi tau cara memperbaiki dirinya, sehingga kesalahan itu tidak terulang lagi. Apalagi bila kesalahan-kesalahan itu berhubungan dengan ketidakdisiplinan, misalnya lupa mengembalikan barang pada tempatnya. Oleh karenanya, saat anak melakukan kesalahan, kita tidak perlu terlalu keras kepada mereka. Namun kita perlu mengingatkan mereka dengan cara yang baik, sehingga saat mereka melakukan kesalahan, mereka pun tidak takut atau tidak menutupi kesalahan mereka.

 

Bermain bersama atau berbagi dan bergantian

Ajarkan anak untuk tidak berebutan saat mereka bermain. Kita perlu mengajarkan kepada mereka agar mereka bersedia bermain bersama, misalnya saat bermain perosotan. Atau kita bisa minta mereka untuk berbagi, saat mereka bermain “Lego” atau balok. Bila hanya ada satu jenis mainan dan merupakan mainan favorit anak-anak, maka kita bisa mengajak mereka untuk bermain bareng atau bermain secara bergantian. Untuk mainan yang dimainkan secara bergantian, kita bisa meminta mereka untuk mengatur waktu bermainnya. Misalnya dengan memberikan instruksi. “Kalau sudah 5 menit, nanti gantian sama teman yang lain ya… .”

 

Pandai memanfaatkan waktu dalam pengerjaan tugas

Ada anak yang cepat dalam mengerjakan tugas, namun kualitasnya kurang. Ada pula anak yang lambat dalam mengerjakan tugas, namun hasilnya rapi dan kualitas jawaban juga baik. Sebagai pendamping anak kita memang tidak bisa memaksakan anak untuk bekerja lebih cepat atau bekerja lebih lambat, namun yang bisa kita lakukan adalah memotivasi mereka.

Untuk anak yang biasa bekerja cepat, kita perlu mengingatkan agar mengerjakan tugasnya dengan lebih barhati-hati dan lebih teliti. Namun untuk anak yang mengerjakan tugasnya dengan lambat, kita perlu memotivasnya agar bekerja lebih cepat tanpa melupakan ketelitian.

 

Konsekuensi edukatif

Ada aturan tentu ada konsekuensinya. Untuk anak-anak yang melanggar suatu aturan, misalnya lupa membawa pensil sebanyak 3 kali dalam sebulan atau terlambat 3 kali dalam sebulan, maka kita perlu memberikan semacam konsekuensi edukatif. Misalnya dengan bernyanyi, “story telling”, menghapus papan tulis, dan lainnya. Konsekuensi ini bermanfaat untuk mengingatkan bahwa anak didik kita telah melakukan kesalahan, dan harus belajar serta berusaha untuk tidak mengulanginya.

Melalui kebiasaan-kebiasaan hidup sehari-hari inilah seorang anak akan banyak belajar akan pentingnya kedisiplinan. Anak yang disiplin biasanya akan memiliki prestasi dan karakter yang baik.

Sebagai pendamping anak, kita perlu memperhatikan anak-anak  kita sehingga kedisiplinan mereka benar-benar bisa berkembang, bukan karena paksaan, namun karena sudah menjadi pembiasaan dan dilakukan dengan setulus hati demi kebaikan bersama.

 

Artikel ini ditulis oleh Kak Zepe, praktisi pendidikan dan pencipta lagu anak, dengan beberapa perubahan tanpa mengurangi ide tulisan.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh
Tags