Anak Memiliki Kecerdasan Emosi Tinggi, Begini Cara Mengasahnya
SURABAYA, FaktualNews.co – Bersyukurlah bila buah hati Anda memiliki ciri-ciri seperti yang akam diuraikan di bawah ini, karena mereka tidak akan mengalami kesulitan dalam kehidupan sosial mereka.
Mereka akan cenderung mudah diterima oleh siapa saja, dan akan memiliki banyak teman. Selain itu, mereka pun cukup cerdas dan bijak dalam menyelesaikan segala permasalahan yang mereka hadapi.
1. Memiliki empati yang baik
Empati adalah kemampuan anak dalam merasakan apa yang dirasakan orang lain. Kemampuan ini bisa dilatih dengan mengajak anak ke lembaga-lembaga sosial, misalnya panti asuhan, yayasan pembinaan anak cacat dan lainnya.
Orang tua yang selalu menunjukkan kepedulian kepada anaknya, juga akan membangun sifat ini untuk bisa tumbuh di hati anaknya. Misalnya, dengan menanyakan kabar anaknya saat wajahnya terlihat sedih. Dengan menanyakan kabar sang anak, sang anak akan merasa bahwa dirinya diperhatikan. Hal ini akan menjadi teladan yang baik bagi anak, agar ia mampu menjadi anak yang baik dan peduli pada sesamanya.
2. Pandai dalam hal pengelolaan emosi
Agar anak pandai mengelola kemarahannya, orang tua juga perlu menjadi teladan yang baik. Saat anak merasa marah karena suatu sebab, anda juga harus bisa bersikap tenang. Jangan ikut terbawa emosi.
Bila orang tua sampai terbawa emosi saat anaknya marah, maka anak akan mengira bahwa kemarahan dibalas dengan kemarahan adalah hal yang baik dan wajar. Saat anak marah, tetaplah bersabar dan menenangkan diri.
Bila emosi kurang terkendali, sebaiknya jangan mengatakan apa pun saat anak marah. Hal ini akan sia-sia, karena saat anak marah biasanya anak akan cenderung susah untuk fokus mendengarkan. Sebaiknya tunggu hingga anak tenang, dan setelah itu anda bisa memberikan nasihat kepada anak dengan kata-kata yang baik dan nada bicara yang wajar.
3. Mandiri dalam berbagai hal
Anak yang ber-EQ tinggi terkadang terkesan egois. Namun sebenarnya dia peduli pada sesamanya juga. Ia menunjukkan kepedulian itu dengan cara tidak ingin merepotkan orang lain.
Agar anak bisa hidup mandiri dan tidak merepotkan orang lain, tentu saja orang tua perlu mengajarkan anaknya tentang kemandirian. Ini bisa dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan segala hal secara mandiri. Biarkan anak memakai baju sendiri, memakai sepatunya sendiri, dan ativitas lainnya.
4. Kemampuan dalam hal beradaptasi dengan lingkungan yang baru
Kemampuan ini bisa dilatih dengan cara mengajak anak ke acara-acara yang banyak dihadiri orang. Di acara tersebut ia akan banyak mengenal orang-orang baru. Orang tua perlu aktif memperkenalkan anak kepada orang-orang baru, terutama kerabat dekat. Bimbing dan motivasi anak agar aktif berbicara saat diajak bicara oleh orang lain.
5. Terampil dalam hal Problem Solving
Ada kalanya anak melakukan kesalahan. Sebagai orang tua, anda tidak boleh langsung mengatakan agar anak tidak mengulangi perbuatannya lagi. Misalnya dengan mengatakan, “Jangan main pisau lagi!”
Sebaiknya anda menasihatinya dengan memberikan pertanyaan kepada anak dengan cara bertanya, “Adik, kira-kira tau nggak kenapa ayah belum mengijinkan kamu bermain pisau?” Atau saat anak bermain pisau tanyakan kepada anak, “Apakah pisau itu adalah mainan? Bermain pisau itu berbahaya tidak?”
Dengan memberikan nasihat berupa pertanyaan, anak akan diajarkan untuk lebih kritis. Ia diajak untuk menemukan alasan mengapa pisau adalah benda yang berbahaya bagi anak-anak. Jadi tidak hanya sebatas lareangan saja.
6. Paham dalam hal cara menghargai orang lain
Sifat ini sangat penting dalam pergaulan anak. Sejak dini, orang tua perlu mengajarkan kepada anak-anaknya agar memiliki sifat ini dengan cara mengajarkan cara memberi salam kepada orang lain, menghormati orang yang lebih tua, gemar tersenyum untuk menunjukkan keramahan, tidak meremehkan orang lain meski memiliki status sosial yang ada di bawahnya, dan masih banyak lagi. Keteladanan orang tua juga sangat diperlukan agar anak-anak bisa mencontoh sifat ini.