PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Pemkot Probolinggo, tetap melarang PKL dan pedagang pasar minggu, berjualan di acara panggung hiburan, 31 Agustus dan 1 September 2019 mendatang.
Aturan tersebut diberlakukan, karena pihak penyelenggara dalam hal ini Indosiar, menginginkan lokasi pelaksanaan acara di Alun-alun, bersih dari pedagang. Hanya saja, larangan berjualan tidak berlaku sehari penuh. Pedagang boleh berjualan, setelah acara Panggung Gembira Indosiar bubar, yakni pukul 12.00 WIB.
Kabar baik tersebut diungkap Gogol Sudjarwo, koordinator acara yang sekaligus Asisten Pemerintahan, Rabu (28/8) sore. Gogol menyebut, masih ada tenggang waktu PKL dan pedagang pasar baru berjualan.
Disinggung surat pemberitahuan Sekdakota yang meliburkan PKL dan pedagang pasar minggu selama berlangsungnya acara Gogol mengaku, sudah memberitahukan ke sejumlah PKL dan pedagang pasar.
“Mereka sudah kami beritahu. Pemberitahuannya secara lisan ke orang per orang. Kami tidak melarang. Tapi jam bukanya diundur pukul 12.00 WIB keatas,” tandasnya.
Dijelaskan, acara yang akan dihibur belasan artis dan berbagai kesenian lokal tersebut, diselenggarakan dan dibiayai Indosiar. Pemkot tak mengeluarkan dana sepeserpun, Pemkot hanya menyediakan tempat. Seluruh biaya, baik akomodasi dan konsumsi juga ditanggung penyelenggara.
“Nggak ada dana sama sekali dari pemkot. Biaya sepenuhnya ditanggung Indosiar,” tambahnya.
Gogol membenarkan, kalau ada pihak ketiga selain Indosiar yang terlibat di acara tersebut yakni Event Organiser (EO) lokal. Mereka tidak mendapat dana dari pemerintah, tetapi menggali atau mendapat dana dari sponsor.
“Tidak benar kalau pihak ketiga itu dapat dari Pemkot. Benar, kami tidak memberi dana. Mereka mencari sendiri dari sponsor,” ujar Gogol tanpa menyebut dana yang dibutuhkan dan untuk
kepeluan apa.
Terpisah, Agus Riyanto, salah satu anggota DPRD menyebut, apa yang dilakukan Pemkot tidak benar. Harusnya, Pemkot tidak melarang atau tidak meliburkan PKL berjualan di acara seperti itu. Yang hanya boleh dilakukan Pemkot, memfasilitasi dan mengatur mereka.
“Ah, tidak benar itu. Ini aturan yang tidak pro rakyat. Acara ini kesempatan PKL untuk berjualan, kok malah dilarang,” tandasnya.
Politisi PDIP ini berjanji akan mengusahakan, PKL dan pedagang pasar minggu bisa berjualan di acara tersebut. Agus akan mencoba menghubungi Plt Sekdakot dan Kepala Bappeda untuk menanyakan, mengapa ada larangan seperti itu.
“Kami nanti akan menghubungi pak sekda dan kepala Bappeda. Ya mau bertanya sekaligus meminta agar PKL bisa berjualan,” katanya.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima (P-PKL) Alifaturrohma menganggap pernyataan Gogol mengada-ada. Sebab, pukul 12.00 WIB acara panggung hiburan sudah bubar, sehingga penonton juga ikut pulang.
“Kalau sudah sepi, mau jual ke siapa. Siapa yang akan membeli. Penonton pulang karena pertunjukan bubar dan sudah capek,” tandasnya.
Sedang untuk tanggal 1 September, meski diizinkan, namun PKL dan pedagang pasar minggu tidak akan berjualan. Mengingat, hari itu di Alun-alun ada 2 acara yang bergantian. Paginya acara penggung gembira, sedang siang sampai sore acara pawai budaya Semipro.
“Mau jualan gimana. Kita tidak bisa masuk. Karena Alun-alun ditempati finish pawai budaya. Otomatis penonton membludak dan pedagang tidak bisa masuk ke lokasi jualan,” pungkasnya.