FaktualNews.co

Mantan Penjual Bakso di Pasuruan, Sukses Jadi Pengrajin Rebana

Unik     Dibaca : 1452 kali Penulis:
Mantan Penjual Bakso di Pasuruan, Sukses Jadi Pengrajin Rebana
FaktualNews.co/Abdul Aziz
Aktivitas Sulaiman dalam kesehariannya saat membuat alat musik rebana.

PASURUAN, FaktualNews.co – Ide kreatif dan kejelian membaca peluang bisnis, dilakukan warga Pasuruan. Sehingga keinginan untuk meningkatkan ekonomi keluarga terus memacu semangatnya untuk lebih baik. Seperti yang dialami oleh Sulaiman (34), mantan penjual bakso keliling yang menjadi pengrajin alat musik rebana.

Pengrajin asal Desa Warungdowo, Kecamatan Pohjentrek, Kabupaten Pasuruan ini, menekuni pembuatan sejak 6 tahun lalu. Hanya dengan memanfaatkan barang bekas berbahan alumunium yang didaur ulang. Meski awalnya ada sedikit kerepotan dengan hasil karyanya. Namun tak membuatnya putus asa.

Semula hasil produksinya kurang dikenal. Namun lama-kelamaan, hasil karyanya dikenal dan diakui oleh para pembelinya yang telah mengetahui kualitasnya. Meski penjualannya masih tradisional, justru membuatnya banyak dikenal oleh masyarakat luas.

Alat musik religius yang dia produksi, begitu ada pemesanan atau pembeli. Sementara pemasarannya merambah ke sejumlah daerah atau luar Jawa dan Kalimantan. Dari karyanya itu, Sulaiman mendapatkan omzet hingga Rp80 juta tiap bulannya.

“Saya awalnya ingin merubah nasib. Yang awalnya berdagang bakso keliling, terus pingin berkembang usaha. Alhamdulillah harapan bisa terwujud,” tutur Sulaiman.

Ia mengaku, barang rongsokan dari bahan almunium dibelinya untuk didaur ulang. Diantaranya, velg sepeda motor, blok mobil dan panci masak yang sudah rusak.

Untuk proses pembuatannya, dengan melebur bahan baku almunium rongsokan tersebut dengan suhu panas tinggi. Yakni menggunakan tungku yang dibuat secara manual.

Setelah alumunium mencair, kemudian dituangkan ke dalam cetakan dan ditutup dengan menggunakan tanah. Beberapa saat kemudian, cetakan itu diangkat dan dilanjutkan dengan proses penghalusan pada bagian yang kasar.

Setelah halus, barulah dilakukan proses finishing. Yakni dengan mengecat rebana hingga bagian atas alat rebana, dipasangi membran atau selaput yang terbuat dari plastik mika, yaitu untuk mempercantik dan menyempurnakan bentuk rebana.

“Saya memproduksi alat rebana ini sesuai dengan keinginan para pembeli atau pelanggan. Bagaimana tetap menjaga kualitas, disamping harganya terjangkau,” ucap Sulaiman.

Untuk harga satu alat musik Rebana ini, Sulaiman memberi harga bervariasi. Tergantung tingkat kesulitan proses pembuatan, bentuk serta ukuran. Untuk ukuran 8,25 inci, ia jual dengan harga Rp 750 ribu – Rp 800 ribu. Sedangkan untuk ukuran 9 inci, dijualnya dengan harga Rp 1,2 juta rupiah per Rebana.

Tiap hari, Sulaiman bisa memproduksi 25 buah. Itupun tergantung ketersediaan bahan bakunya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Arief Anas