PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Puluhan pedagang kaki lima (PKL) di Alun-alun Kota Probolinggo mengeluh. Sebab, omzet penjualan mereka berpengaruh dan pendapatannya menurun. Penyebabnya, pembeli sepi akibat revitalisasi alun-alun.
Seluruh akses pintu masuk dan keluar ke Alun-alun ditutup. Dampaknya, warga yang biasanya berolahraga, refreshing dan aktifitas lainnya, tidak bisa melakukan kegiatan seperti sebelumnya, saat alun-alun belum dibangun. Kondisi itu, diungkap salah satu pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di sana.
Bahrul, salah seorang PKL yang berjualan didekat pintu masuk Alun-alun sisi selatan membenarkan, kalau penghasilan dari berjualan makanan dan minuman, menurun. Akibat, warga yang berolahraga di dalam Alun-alun tidak ada.
“Langganan kami kan warga dan anak-anak yang berolahraga di dalam Alun-alun,” katanya, Selasa (8/10/2019) sore.
Diakui, pendapatannya dari berjualan minuman dan rujak manis antara Rp 20 sampai Rp 30 ribu setiap hari. Padahal, sebelum proyek dimulai, pendapatannya berkisar Rp 100 hingga Rp 150 ribu. Tak hanya setiap harinya, pasar minggu yang digelar di Alun-alun bernasib sama, alias sepi.
“Harapan kami pasar minggu, tapi sepi juga. Pendapatan kami turun sampai 50 hingga 70 persen,” aku Bahrul.
Hal senada juga disampaikan Suki, PKL yang berjualan makanan siap saji. Meski tidak menyebut angka, ia mengaku omzet penjualannya menurun sejak adanya proyek revitalisasi Alun-alun menurun.
“Mau gimana lagi, ya sabar saja. Memang penghasilan kami jauh jika dibanding Alun-alun ditutup. Nggak ada yang masuk ke Alun-alun,” katanya.
Terpisah, Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP), Gatot Wahyudi berharap, PKL bersabar. Ia meminta, PKL tetap berjualan sampai akhir Desember, meski sepi pembeli.
“Nanti setelah proyek selesai, akan ramai lagi. Yang sabar saja. Memang kondisinya seperti itu, pintanya singkat.
Sekedar diketahui, Alun-alun direvitalisasi dan proyeknya dikerjakan awal September dan selesai akhir Desember. Proyek tersebut dikerjakan PT Faradis Mulia Makmur dengan anggaran DAU 2019 sebesar Rp 4,8 Milliar, dengan durasi waktu pengerjaan 120 hari. Saat ini progres pembangunannya sudah lebih dari 7 persen.