Sejarah Paralympic, Olimpiade Para Difabel
SURABAYA, FaktualNews.co – Paralimpiade, lebih dikenal dengan sebutan Paralympic, adalah sebuah ajang pertandingan olahraga dengan berbagai nomor untuk atlet penyandang difabilitas fisik, mental dan sensoral. Difabilitas itu termasuk dalam ketidakmampuan dalam mobilitas, akibat amputasi, gangguan penglihatan dan mereka yang menderita cerebral palsy.
Di Indonesia Paralympic diselenggarakan setiap empat tahun, setelah Olimpiade, dan diatur oleh Komite Paralimpiade Internasional (IPC). Di Indonesia, lembaga yang menaungi adalah National Paralympic Committee Indonesia (NPCI)
Paralympic dari waktu ke waktu
Paralympic London 2012 adalah event olahraga terbesar dan paling sukses bagi para difabel yang pernah diselenggarakan.
Peristiwa ini merupakan salah satu cara untuk mengubah sudut pandang masyarakat mengenai para difabel. Pertama kali muncul setelah Perang Dunia II bersama dengan kemajuan ilmu kedokteran dan teknologi yang belum pernah ada sebelumnya.
Paralympic yang sekarang kita kenal adalah warisan dari Dr. Ludwig Guttman seorang ahli saraf Jerman yang mempelopori penggunaan olahraga untuk rehabilitasi. Sebelumnya, para difabel yang tidak pernah merasakan rehablitasi mengalami penurunan kualitas hidup.
Seusai Perang Dunia II, banyak rumah sakit di Eropa dibanjiri para pemuda yang menderita cedera mengerikan. Dr. Guttmann bertekad bahwa, orang-orang seharusnya tidak tersisihkan dan masih memiliki banyak kemampuan untuk berkontribusi kepada masyarakat dan ia melihat olahraga sebagai kunci untuk rehabilitasi dan bahkan transformasi.
Dr. Guttmann selalu percaya bahwa olahraga adalah kunci dalam merehabilitasi cedera tulang belakang, dan pada tahun 1948 ia mengorganisir Stoke Mandeville Games yang pertama untuk para difabel.
Pertandingan pertama adalah olahraga memanah dengan kursi roda dan terdapat 16 peserta, termasuk dua diantaranya adalah wanita. Ide atlet difabel adalah salah satu penggerak utama dalam mengubah persepsi masyarakat terhadap difabel. Dr. Guttmann menciptakan istilah “parallel games” yang merupakan cikal bakal nama Paralympic.
Para atlet pada Paralympic XIV London 2102 semakin bertambah, dan diakui sebagai olahraga elit para difabel pria dan wanita. Banyak dari mereka bersaing di London 2012 dimana pergerakan ini dimulai pertama kali. Pengakuan dan penghormatan generasi atlet saat ini berhutang banyak pada komitmen teguh Dr. Guttmann untuk memulihkan kepercayaan dan keyakinan diri bagi mereka, yang mengalami kecelakaan atau sakit sehingga menderita kelumpuhan.
Sebanyak 4.200 dari 165 negara atlet bersaing di Paralympic London 2012. Siaran upacara pembukaan acara ini merupakan acara yang banyak disaksikan di seluruh dunia.
Stephen Hawking, yang jarang tampil di depan publik mengatakan pada saat pembukaan acara:
“Look up at the stars, and not down at your feet. Try to make sense of what you see, and wonder about what makes the universe exist. Be curious. However difficult life may seem, there is always something you can do and succeed at.”
(Lihatlah bintang-bintang, jangan ke bawah di kakimu. Cobalah untuk memahami apa yang Anda lihat, dan bertanya-tanyalah tentang apa yang membuat alam semesta ada. Menakjubkan, betapapun sulitnya kehidupan, selalu ada sesuatu yang dapat Anda lakukan dan berhasil)