PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Hati-hati memarkir kendaraan di pinggir jalan. Bisa-bisa bernasib seperti sepeda motor milik Siti Kholifah (52). Motor matik milik warga jalan Letjen Sutoyo Gang IV, Kelurahan Tisnonegaran, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo itu, dirusak.
Tak hanya itu, lengan kanan perempuan bernak 6 tersebut terkena lemparan batu, berikut rolling door toko kelontong yang sekaligus difungsikan jualan kopi. Beruntung, Kholifah cepat menutup warungnya, sehingga lemparan batu bertubi-tubi tidak mengenai jualannya.
Dalam aksi serang tersebut, 3 motor milik warga yang sedang ngopi, juga menjadi sasaran pemuda yang datang mendadak tersebut. Aksi serang yang disertai pengerusakan itu diduga dilakukan kelompok (geng) motor dan sempat direkam pengendara yang melintas.
Hasil rekamannya disebar ke media sosial Facebook. Karuan saja, video kekerasan itu pun menjadi viral dengan berbagai tanggapan. Video berdurasi 14 detik tersebut diupload Siti Kholifah, salah satu korban aksi Sabtu dini hari atau Minggu (1/12/2019) sekitar pukul 00.30 WIB.
Siti Kholifah menulis status di video tersebut “Salahku apa..? Warung jg sepedaku d hancurkn.. Smg orang2 yg dholim d maafkn” begitu komentarnya.
Saat dikonfirmasi, Senin malam, pemilik warkop 45 di Jalan Panglima Sudirman, tepatnya di timur Makodim 0828 atau timur Pegadaian membenarkan peristiwa tersebut.
“Kejadiannya malam minggu. Nggak tahu sebabnya. Tiba-tiba datang sepeda motor dan anak-anak muda itu, menyerang kami dan merusak motor kami. 4 motor dirusak, 1 punya saya. Warung saya dilempari dan mengenai lengan sata,” ujar Siti, sambil menunjukkan luka gores di lengannya.
Dilempari batu bertubi-tubi seperti itu, korban langsung menutup warungnya dan tak berani keluar hingga suasana tenang. Tak hanya itu, pelanggannya yang tengah ngopi dipukul, namun tidak melawan.
“Saya menyelamatkan diri bersama anak di dalam toko. Kalau toko tidak segera ditutup, nggak tahu apa yang terjadi,” tambahnya.
Siti mengaku, telah mengadukan kejadian yang dialami. Ia meminta Polresta menemukan pelaku penyerangan dan kekerasan terhadap pelanggannya. Jika tidak ditangkap, ia khawatir tokonya diserang lagi oleh kelompok tersebut.
“Harapan saya seperti itu. Meski saya masih trauma, kami jualan lagi. Kalau tidak jualan, anak saya mau makan apa,” pungkasnya.
Keterangan serupa juga disampaikan Rohim (16), anak korban. Disebutkan, sebelum gerobolan remaja yang mengendarai sepeda motor menyerang warung orang tua dan pelanggannya, sempat saling tuding bersama remaja kelompok lain.
“Nggak tahu soal apa. Tapi remaja yang dituding-tuding itu tidak nanggapi. Tiba-tiba langsung nyerang warung kami,” sebutnya.
Soal video, Rohim mengaku tidak tahu yang merekam peristiwa penyerangan tersebut. Ibunya, mendapat kiriman dari cucunya atau keponakan Rohim. Dan video yang dimaksud sudah menyebar di WA dan diunggah ke Medsos.
“Ibu saya dapat dari cucunya atau keponakan saya. Ibu nggak sempat merekam. Lha wong ibu saya ada di dalam toko,” tambahnya.
Terpisah, Kapolres Probolinggo Kota AKBP Ambariyadi Wijaya mengaku, sudah mengetahui aksi kekerasan tersebut. Pihaknya sudah memerintahkan untuk menyelidiki kasus itu, hingga menemui hasil.
“Ya, saya sudah mendengar. Tapi korban belum laporan. Nggak tahu kalau sudah laporan
ke Polsek Mayangan,” katanya singkat.