Gaya Hidup

Putri Indonesia hingga Istri Wagub Kepincut Batik Karya WMS Sumenep

SUMENEP, FaktualNews.co-Batik khas Sumenep hasil karya Wirausaha Muda Sumenep (WMS) mulai dikenal luas, hal itu terbukti setelah hasil karya tangan terampil mereka, dipakai puteri Indonesia 2018, di ajang Festival Batik 2019.

Putri Indonesia 2018 Sonia Fergina Citra mengenakan batik tulis motif kuda yang didesain tangan kreatif pemuda Sumenep, mengaku tertarik dan terkesan dalam balutan desain batik tersebut.

Karena menurutnya batik Sumenep ini sangat eksotik dan keren untuk dipakai.

“Saya tertarik dengan batik ini, eksotik sekali, pokoknya keren banget dipakai,” Kesannya kepada media, saat menjadi juri di lomba Festival Batik.

Merasa senang dipromosikan orang terkenal di Indonesia, Busaki sebagai ketua pendamping produksi batik mengaku akan berupaya semakin membangkitkan semangat dan antusiasme untuk menjalin relasi dalam skala yang lebih luas.

“Saya merasa senang, karena batik kami dihargai, dan dipakai orang terkenal di Indonesia, sehingga saya mengupayakan untuk menjalin relasi yang lebih luas lagi,” ungkapnya, Kamis (19/12/2019).

Saat ini, WMS masih memproduksi batik tulis, kontemporer, dan sibori. Ke depan, akan memproduksi jenis batik yang lain seperti batik lukis, dan batik kayu.

Dengan demikian, akan lebih mengakrabrabkan mitra kerja dengan desain asal Sumenep, yakni Imam Mustofa yang karyanya sudah melesat dan terkenal di kancah Nasional.

Perkembangan batik WMS tersebut kian mendekati angka 80% dari tahun ke tahun, hal ini juga didukung oleh sektor pemasaran yang sudah bagus dalam membranding, dan kualitas dari hasil produksi selalu ada perbaikan perbaikan hingga mencapai titik target.

“Batik WMS juga dikenakan puteri Indonesia 2019, pada acara Launching dan Pengukuhan Pemutus Nama (desainer batik Kang Imus) di Surabaya pada bulan lalu, sebagai tamu undangan khusus untuk Kabupaten Sumenep,” sebutnya.

Termasuk juga, dikenal oleh ibu Sofia Fatmawati dan Arumi Baschin, istri Wakil Gubenur Jawa Timur, yang sudah menerima bingkisan dan oleh oleh dari Sumenep.

“Dari kedua penerima bingkisan tersebut, sangat mengapresiasi hasil karya pemuda Sumenep. Sarannya, harus terus ditingkatkan,” imbuhnya.

Kiat kiat branding menurut pemuda membatik ini, salah satunya dengan memperkenalkan batik melalui orang orang penting di Indonesia, dalam beberapa momen seremonial maupun hiburan.

Sementara untuk tekhnis lainnya yaitu dengan ikut nyetand baik di pendopo Sumenep maupun di Daerah Madura yang lain, yang diundang khusus untuk memperkenalkan batik madura, pada setiap kunjungan Wisman.

“Tekhnis lainnya mungkin dengan ikut nyetand di beberapa daerah yang ada di Madura, Sumenep utamanya, ketika ada kunjungan Wisman,” tutur, Ahmad Junaidi, pendamping batik.

Harapan pemuda Sumenep, dalam produksi batik ini, ingin batiknya dikenal tidak hanya pada skala Nasional saja, tapi juga terjun di kancah Internasional. Untuk itulah WMS selalu melakukan inovasi dan pembenahan.

“Harapan kami, ingin batik WMS ini tidak hanya terkenal di kancah Nasional saja, tapi juga bisa terjun di kancah Internasional,” terangnya.

Selain ingin menggapai harapan, misi yang dijalankan juga untuk menjawab permintaan pasar, dan kebutuhan konsumen dari segi kualitas barang, motif, dan bentuk desain.