FaktualNews.co

Asal Mula Nama Permata, Pantai yang Terdampak Erupsi Gunung Bromo 2010

Wisata     Dibaca : 1659 kali Penulis:
Asal Mula Nama Permata, Pantai yang Terdampak Erupsi Gunung Bromo 2010
FaktualNews.co/Mojo
warga mencari tebalan dan kerang di Pantai Permata Pilang.

PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Tentunya, warga Kota probolinggo, bahkan dari luar daerahpun bertanya-tanya, mengapa pantai di Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan tersebut diberi nama Pantai Permata. Padahal, tidak ada hubungannya nama itu dengan apa yang terdapat di pantai.

Mestinya, nama Sumber Penang yang lebih tepat. Mengingat, kawasan pertanian di utara jalan Soekarno-Hatta atau di belakang kantor kelurahan hingga ke pantai itu, dari dulu bernama blok Sumber Penang. Lantas kenapa diberi nama Pantai Permata.

Sudarno, warga Jalan Flamboyan, kelurahan setempat mengiyakan, kalau pantai yang sekarang dikenal Pantai Permata tersebut masuk blok Sumber Penang. Disebutkan, nama Permata dipakai setelah dirinya bersama pemerhati dan aktivis lingkungan berembuk untuk berkonsultasi. Ada beberapa nama yang diajukan, termasuk Sumber Penang.

Namun, akhirnya disepakati nama Pantai Permata. Nama tersebut dipakai berdasarkan berbagai pertimbangan. Menurutnya, ada harta yang tersimpan di pantai yang terbentuk akibat erupsi Gunung Bromo 2010 yang lalu. Harta itu diibaratkan permata yang belum diangkat alias masih terpendam. “Kalau permata itu kita kelola, akan bernilai ekonomi,” ujarnya, Selasa (21/1/2020) sore.

Permata tersebut di antaranya berupa tanaman dan biota atau binatang laut. Disebutkan, ada 13 jenis tanaman yang tumbuh di pantai dan bibir pantai dan sekarang bertambah menjadi 39 jenis, belum masuk cemara udang. Seperti, Tinjang Lanang, Sai-sia, Api-api putih, Bogem, Lindur, Sundur, Tinjang Wedok, Jeruji, Biduri, Jamaicensis, kambingan, Legundi dan Waru Laut.

Tanaman tersebut hasil penelitian dan pengamatan Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Probolinggo tahun 2015. Sedang menurut pengamatan atau observasi yang dilakukan Sudarsono dan rekan, jumlah jenisnya bertambah yakni, 39 macam.

“Bertambah jumlahnya karena kami menanam beberapa jenis mangrove dan asosiasi. Jumlah yang kami tanam, masih sedikit,” tukasnya.

Sedang untuk binatang laut yang hidup di pantai terdapat 25 jenis kerang dan 18 siput. Dan kini, biota pantai tersebut kini belum dioptimalkan. Kalau dikelola dengan baik, maka selain bisa dimakan dan dijual, binatang laut tersebut bisa dijadikan obyek wisata.

“Kan bisa digarap untuk wisata cari kerang dan tebalan, atau yang lain. Kami dulu pernah mengantar warga Eropa ke pantai permata. Mereka senang saat diajak mencari kerang dan tebalan. Ya, karena di sana tidak ada,” tandasnya.

Atas dasar itulah, sehingga nama Permata dikukuhkan sebegai nama Pantai Pilang. Disebutkan, jika permata atau harta yang ada di pantai dikelola secara professional, maka akan mendatangkan penghasilan.

“Ini modal untuk digali. Permata yang disimpan dikelola dengan baik. Pasti akan berdampak ekonomi bagi warga,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Arief Anas