Imbas Corona, Harga Sarang Walet Merosot Jutaan Rupiah
SAMPIT, FaktualNews.co – Wabah virus Corona dari Wuhan, China, dan menyebar ke sejumlah negara berimbas terhadap bisnis sarang burung walet. Harga sarang burung walet terus merosot, termasuk di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.
“Sejak kasus virus Corona muncul, harga terus turun. Eksportir terkendala mengekspor sarang burung walet ke China karena banyak penerbangan ke China ditutup. Selain itu, merebaknya penyakit itu berimbas pada tingkat permintaan di sana,” kata pelaku usaha sarang burung walet, Ardianur, seperti dikutip Antara di Sampit, Kalimantan Tengah, Kamis (6/2/2020).
Ardianur menerangkan, sekitar 20 hari lalu harga sarang walet jenis mangkok adalah Rp 13 juta/kg, sudut Rp 9 juta/kg, dan patahan Rp 8 juta/kg.
Dua hari lalu, harga sarang walet sudah turun menjadi jenis mangkok menjadi Rp 10 juta/kg, sudut Rp 8 juta/kg, dan patahan Rp 7 juta/kg.
Bahkan, hari ini, Ardianur menyebutkan harga kembali turun, yakni sarang sudut Rp 7 juta/kg dan patahan Rp 6 juta/kg.
Dia khawatir harga terus turun jika pemerintah melarang penerbangan dari Indonesia menuju China sehingga ekspor sarang burung walet makin sulit. Jika itu terjadi, pengusaha akan berpikir panjang untuk membeli sarang walet karena pengiriman ke China masih mengalami kendala.
“Saya masih membeli sarang burung walet, tapi tidak berani menyimpan stok banyak karena takut harga sewaktu-waktu turun lagi. Bagi saya yang masih skala kecil, kondisi seperti itu bisa membuat rugi. Makanya saat ini kalau saya dapat barang (sarang walet) langsung saya lempar (jual) lagi,” kata Ardianur.
Hal serupa diungkapkan Wiyono, pelaku usaha sarang burung walet lainnya. Saat ini harga sarang walet terus turun, diyakini imbas merebaknya virus Corona baru di China yang berdampak sulitnya pengiriman dan menurunnya permintaan.
Menurut Wiyono, harga sarang burung walet turun hampir 50 persen dari harga normal. Informasinya, hal ini terjadi karena jadwal penerbangan ke China makin berkurang, padahal konsumen terbesar selama ini dari China.
“Kami berharap dinas terkait cepat menanggapi masalah turunnya harga sarang burung walet karena mayoritas di Kotawaringin Timur ini banyak mengandalkan pendapatan dari hasil budi daya sarang burung walet,” kata Wiyono.