Perundungan Anak di Malang, LPA Jatim Sebut Akibat Mudahnya Akses Game Kekerasan
SURABAYA, FaktualNews.co – Kasus perundungan atau bullying terhadap MS, seorang siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 (SMPN) 16 di Kota Malang yang mengakibatkan jari tengahnya diamputasi, menjadi sorotan publik.
Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Timur menganggap, kasus itu terjadi akibat maraknya games berbau kekerasan yang mudah diakses oleh anak-anak di Indonesia.
“Game online yang pakai perang-perangan, berantem atau apa itu kan juga mudah diakses. Sehingga anak-anak dengan kapasitasnya, dengan pemahamannya, dia rumongsone guyon tapi kebablasan akhirnya menimbulkan korban,” ujar Edward Dewaruci, Ketua LPA Jatim sekaligus Direktur Eksekutif SCCC, kepada media ini, Kamis (6/2/2020).
Semua itu kata Edward, karena tidak adanya kontrol serta pemahaman maupun bimbingan yang diberikan orang dewasa kepada anak-anak mengenai dampak buruk permainan game online berbau kekerasan. Padahal menurutnya, tugas orang dewasa adalah menciptakan ruang yang aman dan laik bagi anak-anak untuk beraktivitas.
Dirinya pun meminta, agar pihak terkait membatasi akses game online bagi anak. Terutama yang berbau kekerasan.
“Karena kalau sekarang kan cuma beli air mineral di warung wifi, dia (anak) sudah bisa mengakses game online,” lanjutnya.
Pihaknya mengajak kepada masyarakat, membudayakan sifat saling memiliki terhadap anak-anak di Indonesia. Dengan menganggap, anak orang lain bagian dari anak kita sendiri. Supaya sama-sama memiliki tanggung jawab menjaga anak dari pengaruh buruk lingkungan.
“Jadi yang jaga warung ikut menjaga anak kita, saling bersama-sama berpartisipasi,” tutupnya.