PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Gadis berinisial MT (13) yang dinyatakan oleh keluarganya meninggalkan rumah tanpa pamit 13 hari lalu, kini sudah ditemukan. Hanya saja, ia tidak langsung dibawa ke tempat asalnya di Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya. Tetapi masih dimintai keterangan di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Probolinggo Kota (Polresta).
Remaja yang duduk di kelas 1 sebuah SMP tersebut ditemukan di Jalan Sunan Muria, Gang Melati, No 2, RT 6 RW 3, Kelurahan Kebonsari Wetan, Kecamatn Kanigaran, Kota Probolinggo. Gadis yang tidak dikenali warga setempat tersebut, Rabu (5/2/2020) diamankan di rumah Mustain (42) usai salat subuh.
Saat ditemukan dalam kondisi sempoyongan dan oleh Mustain, langsung dibawa ke rumah
tinggalnya. Atas temuannya, ia kemudian melapor ke ketua RT setempat untuk selanjutnya ke Kelurahan, Polsek dan Babibsa setempat.
Lurah Kebonsari Wetan, Asmari Andhika mengatakan, mendapatkan kabar kalau ada warga yang menemukan gadis di area persawahan blok penangan, Jalan Sunan Muria. Gadis tersebut sempoyongan di pinggir jalan. “Informasi yang kami terima, gadis itu bersama dengan tiga remaja naik motor. Lalu ditinggal di sana (Jl Sunan Muria),” katanya.
Penemuan perempuan yang diduga mabuk itu, oleh warga diunggah di Medsos Facebook sekitar pukul 07.00 WIB, ada keluarga yang mengaku keluarganya dari Surabaya. “Yang jemput tante dan neneknya. Anaknya sudah dibawa petugas ke Polresta. Ya, bersama tante dan neneknya,” tambah Asmari.
Sejumlah wartawan yang yang hendak meliput penemuan gadis itu, di depan ruang PPA bertemu dengan Wati (64). Perempuan yang mengaku nenek MT tersebut tengah menunggu cucunya dimintai keterangan di dalam ruang PPA. Disebutkan, cucu yang tinggal dengannya sudah tiga minggu meninggalkan rumahnya.
“Pamitnya kerja kelompok. Saat tak pulang, kami cari ke rumah temannya. Menginap di rumah temannya bergantian. Pindah-pindah, tidur di rumah teman satunya, lalu pindah menginap di rumah teman lainnya. Karena nggak ketemu, kami melapor ke Polsek Gubeng, Surabaya,” ujarnya.
Disebutkan, MT kabur dari rumah lantaran tidak kuat dengan ayah tirinya yang kerap marah dan memukul. Ia sering curhat ke temman-temannya, kalau tidak pernah mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya.
“Mulai bayi ibunya pisah dengan bapaknya. Lalu ibunya kawin lagi. Ibu kandungnya saat ini sakit. Jadi yang jemput ke sini, saya, om dan tantenya,” terang Wati.
Ia mengaku, mengetahui cucunya ada di Probolinggo dari anak bungsunya yang merupakan paman dari MT. Setelah dipastikan cucunya, ia bersama paman dan tante MF serta anak bungsunya meluncur ke Poobolinggo. “Anak bungsu saya yang tahu dari FB. Setelah diamati benar, saya dan tantenya langsung ke sini (Probolinggo),” ujarnya.
Hingga pukul 17.00 MT tidak keluar dari ruang Unit PPA. Sejumlah wartawan belum mendapat keterangan resmi dari Polresta. Salah satu petugas mengaku, kalau yang bersangkutan masih dimintai keterangan.
“Masih kita mintai keterangan. Jika mengarah ke perbuatan yang melanggar hukum, kita visum,” terang salah seorang petugas PPA.