PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Sungai Banger Kota Probolinggo, tercemar berat. Dari beberapa jenis biota yang hidup di sungai, yang bertahan hidup hanya cung-cung (sejenis siput) dan cacing.
Dari sekian jenis cacing, hanya 2 yang hidup di sungai banger, yakni cacing hitam dan merah. Populasinya, 190 untuk cacing merah, sedang untuk cacing hitam hanya 12 ekor, per 10 meter persegi.
Kondisi tersebut diungkap Sri Kuswariningrum, guru SMKN 2 Kota Probolinggo yang membimbing siswa-siswinya saat mengikuti lomba Diksun Mama (Dediktif Kecil Sungai Memantau Bersama), pada Rabu (19/2/2020) siang di lokasi lomba.
Disebutkan, sekolahannya mengikuti lomba yang diselenggarakan UPT Lab pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat. Pelaksanaan lomba di Kali Banger, berlangsung dari 14 sampai dengan 21 Februari 2020. SMKN 2 menurut Sri, kebagian ditanggal 19 Februari.
“Kami membawa 5 siswa untuk mengikuti lomba ini,” ujarnya.
Kegiatan lomba, kata perempuan yang biasa dipanggil Bu Sri ini, meneliti kehidupan biota laut. Kebetulan tempat pelaksanaan lomba di RT 1 RW2, Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan. Hasilnya, murid yang mengikuti lomba menemunkan biota sungai, berupa cung-cung dan cacing. Kedua biota tersebut masih bisa hidup di air yang tercemar seperti kali banger.
Sedang biota sungai yang lain tidak ditemukan, apalagi ikan. Menurutnya, biota lain dan ikan tidak bertahan hidup, karena air kali banger di lokasi lomba sudah tercemar berat. Penyababnya, banyaknya pemukiman yang membuang air ke sungai, selain ada beberapa perusahaan yang juga membuang limbahnya.
“Kan di aliran sungai ini sisi selatan ada pabrik tahu. Air rumah tangga yang dibuang ke kali, juga mencemari,” sebutnya.
Selain mendapat pengetahuan soal biota atau habitat sungai, siswanya yang mengikuti lomba juga akan tahu tentang kali Banger. Menurutnya, kaum pelajar milenial banyak yang tidak tahu letak dan asal-usul sungai yang dimaksud. Dijelaskan, sungai yang membelah wilayah kota yang
mengalir dari selatan hingga ke laut diujung utara, adalah cikal bakal atau asal muasal Kota Probolinggo.
Di sepanjang aliran sungai itulah, dahulu masyarakat bertempat tinggal hingga berkembang atau beranak-pinak seperti saat ini. Ditambahkan, kali banger merupakan sungai bersejarah. Dari situlah, masyarakat Kota Probolinggo berkembang.
“Anak-anak harus tahu itu. Makanya perlu dikenalkan dan diajak ke sini. Sementara saat ini anak-anak hanya tahu namanya saja, Kali Banger,” pungkasnya.