FaktualNews.co

Dampak Virus Corona, Permintan Empon-empon di Situbondo  Meningkat

Peristiwa     Dibaca : 1382 kali Penulis:
Dampak Virus Corona, Permintan Empon-empon di Situbondo  Meningkat
FaktualNews.co/Fatur/
Aalah seorang petani di Situbondo.

SITUBONDO, FaktualNews.co – Mewabahnya virus corona covid-19, menjadi keuntungan tersendiri bagi para petani  di Kabupaten Situbondo. Terbukti, saat ini, permintaan empon-empon khususnya jenis jahe, kunyit, dan temulawak terus mengalami kenaikan.

Demikian ini karena empon-empon terbukti mampu meningkatkan daya tahan tubuh serta bisa menangkal virus Corona. Hal ini sebagaimana pesan berantai melalui media sosial yang disampaikan oleh Profesor Chaerul Anwar Nidom, Guru Besar Biologi Molekuler, Universitas Airlangga.

Salah seorang petani di Kabupaten Situbondo bernama Supandiono mengatakan, dalam sepekan terakhir ini, permintaan empon-empon meningkat dari sejumlah daerah di Indonesia.

“Sejak seminggu yang lalu, permintaan empon-empon seperti jahe, kunyit dan temulawak, mengalami kenaikan yang cukup signifikan,” ujar Supandiono, Jum’at  (6/3/2020).

Menurutnya ,  sejak sepekan yang lalu, permintaan temulawak dari pulau Bali dan Surabaya mengalami lonjakan. Tak tanggung-tanggung, dalam seminggu temulawak yang dikirim ke luar daerah mencapai 6 ton.

“Padahal sebelumnya temulawak gak laku di pasaran. Alhamdulillah sekarang permintaannya sebanyak-banyaknya, tak terbatas,” beber Supandiono.

Pria yang akrab dipanggil Yono menegaskan, selain  jahe dan temulawak, namun permintaan kunyit juga mengalami kenaikan. Bahkan,  dalam seminggu pengiriman kunyit mencapai 5 ton. Baik untuk konsumsi lokal maupun untuk luar daerah. Padahal sebelumnya hanya berkisar 2 sampai 3 ton saja.

“Sekarang mau mengirim kunyit berapapun ke Surabaya dan pulau Bali, tak ada batasan. Berapapun diterima, tapi saya tidak bisa mengirim lebih dari 5 ton, karena empon-emponnya juga terbatas,”ujar Yono.

Sedangkan untuk jahe, Yono mengaku tidak mampu memenuhi permintaan pasar, karena ia juga mendatangkan jahe dari Ponorogo, Jawa Timur. Biasanya ia mendapat kiriman Jahe dari Ponorogo mencapai 30 ton, namun kali ini hanya 7 ton.

“Jahe di Situbondo masih belum panen, biasanya saya disuplai dari Ponorogo. Karena selain untuk pasar lokal, saya juga ekspor jahe,” ujarnya.

Lebih jauh  Yono menegaskan, meskipun permintaan meningkat, namun harga empon-empon masih stabil. Jahe dijual seharga Rp.22.000 per kilogram, Kunyit Rp.3.400 per kilogram,  sedangkan harga temulawak sebesar Rp 2.500 per kilogram.

“Saya berharap, meningkatnya permintaan empon-empon itu  harganya juga ikut naik. Biar petani bisa merasakan untung yang besar dari hasil jerih payahnya selama ini,”pungkasnya.

 

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin