PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Meski Marwah (67) diketahui penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), namun tak menyurutkan niat Komisi III DPRD Kota Probolinggo, memberi bantuan berupa sembako.
Alasannya, nenek yang memiliki 3 anak dan 4 cucu tersebut, selain tidak memiliki penghasilan, dia dalam kondisi sakit. Menurut Siti Maningsih (30) putrinya, Marwah sakit Herpes sesuai pernyataan dokter RSUD Mohammad Saleh yang menanganinya. Posisi penyakitnya, di pipi kiri hingga sekitar mata.
Bantuan diserahkan Ketua Komisi III Agus Riyanto bersama anggotanya Robit Riyanto, Heri Poniman dan Andrey, Minggu (11/4/2020) siang di rumahnya. Diterima Marwah disaksikan Muji (70) suaminya dan Siti Maningsih, putri keduanya. Mereka bertiga tinggal serumah di RT 1 RW 3, Kelurahan Kareng Lor, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo.
Siti berterus terang, orang tuanya sudah tercatat penerima bantuan PKH dan BNPT. Mengingat, tak memiliki penghasilan sama sekali. Bapaknya, sudah berhenti bekerja sebagai kuli bangunan karena usia, lantaran tenaganya kini tak dibutuhkan. Kini, setiap hari mencari rumput untuk pakan kambingnya. Sedang Siti mengandalkan penghasilan dari menjahit yang pengasilannya tidak menentu.
Suaminya, bekerja serabutan di Kabupaten Jombang. Penghasilan dari menjahit untuk biaya hidup sehari-hari kedua orang tua dan seorang anaknya yang masih SD. Selama Covid-19 melanda kotanya, order jahitan terus menurun, bahkan kini tak ada lagi.
“Kita jalani saja. Memang situasinya seperti ini. Bantuan dari dewan ini, amat bermanfaat bagi keluarga kami. Untuk menyambung hidup,” ujarnya.
Diceritakan, ibunya sakit dua minggu lalu dan diketahui belakangan, terserang herpes. Awalnya, Marwah tidak begitu memperhatikan borok di pipi kirinya, meski dari hari ke hari kian parah hingga borok meluas.
“Dikira kena binatang. Apa itu namanya. Ya kayak kena tomket (Tomcat).Lama-lama makin parah,” tandasnya.
Siti kemudian memeriksakan penyakit ibunya ke RSUD dan divonis Harvest. Saat ini masih ditangani tim kesehatan RSUD, yang setia mendatangi rumahnya 2 hari sekali. Dikatakan, RSUD tak memungut biaya pemeriksaan alias gratis.
“Kami hanya nebus resepnya. Beli obat rata-rata Rp 30 ribu. Beli, nggak pakai BPJS,” katanya.
Saat ditanya alasannya, Sri mengaku, tidak tahu. Padahal mengantongi kartu BPJS sebagai peserta kelas 3 yang setiap bulannya dibayar Pemkot. Ia berharap, ibunya segera sembuh sehingga bisa mengurangi pengeluarannya.
“Nanti saya tanyakan ke dokter yang merawat ibu. Kan saya tidak tahu,” pungkasnya.
Sementara itu, Agus Riyanto berharap, sembako yang diberikan bisa mengurangi beban Marwah beserta keluarganya. Ia tidak mempedulikan Marwah sudah mendapat bantuan PKH dan BPNT, mengingat yang bersangkutan masih butuh.
“Kami baru tahu sekarang. Tapi nggak apa-apalah, karena yang bersangkutan wajib dibantu dan butuh uluran tangan dari orang lain,” ujarnya.
Selain sakit dan termasuk warga miskin, keluarga Marwah juga terdampak deraan virus Corona. Order jahit sejak virus corona menyerang, cenderung menurun yang tentunya berpengaruh terhadap penghasilannya.
“Setelah dari sini, kami ke warga terdampak Covid-19. Komisi III keliling, karena tidak ada kegiatan RDP atau hearing. Kegiatan kami sekarang seperti ini,” katanya sebelum meninggalkan rumah Marwah.