PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Sepertinya Pemkot Probolinggo, serius menggarap destinasi wisata yang ada di wilayahnya. Terbukti, Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) yang dibentuknya, dikumpulkan. Tak hanya warga yang tergabung di Pokdarwis, warga yang juga menjadi pengurus pengembangan wisata berbasis masyarakat, juga didatangkan.
Acaranya, Pelatihan Tata Kelola Destinasi Wisata. Bertempat di Paseban Sena, jalan Suroyo Kota setempat, selama tiga hari. Mulai, Selasa (4/8/2020) hingga Kamis (6/8/2020) sore. Tak hanya materi, puluhan aktifis pariwisata tersebut juga diberi pelatihan memandu tamu, memotret, bikin video, serta membuat akun medsos.
Mereka juga dipandu membuat dan mengupload video di YouTube dan praktek membikin website gratisan sebagai sarana promosi. Narasumber yang didatangkan di antaranya, Susiati dari Disbudpar Provinsi Jawa Timur, Pandu Satriya Hutama Dosen Universitas Negeri Jember dan Andi Yuwono Ketua Umum Asidewi (Asosiasi Desa Wisata Indonesia).
Pelatihan digelar Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Dispopar) setempat. Sehari sebelumnya, peserta pelatihan dicekoki materi tentang Destinasi Wisata di Era Kebiasaan Baru dan Sinergitas Pokdarwis dengan pemerintah setempat dalam mengelola destinasi wisata, serta Tata Kelola Desa Wisata Pada Era Baru.
Sedang di hari kedua, Rabu (5/8/2020), peserta pelatihan ditransfer pengetahuan Peran Strategis Asidewi Dalam Pengembangan Desa Wisata Berbasis Masyarakat yang Berkelanjutan. Selanjutnya, materi Digitalisasi Pemasaran Daya Tarik Wisata Kota Probolinggo dan Perancangan Paket Wisata Berbasis Masyarakat atau Desa Wisata.
Dalam paparannya, Ketua Umum Asidewi Andi Yuwono mengajak peserta untuk terus memajukan tempat wisata yang dikelolanya. Jangan sampai ada yang berlasan tidak bisa berbuat-apa-apa karena tidak adanya dana. Mengingat tanpa danapun, sebuah destinasi bida berkembang bahkan tambah maju. “Kalau ada dananya, justru akan bubar. Karena mereka rebutan,” ujarnya.
Andi kemudian memberi contoh destinasi yang dikelolanya di tempat kelahirannya Blitar. Ia menjual destinasinya untuk tempat pelatihan berbagai bidang keilmuan, utamanya pariwisata. Dari usahanya itulah kemudian, Andi mendapatkan dana.
“Kami juga mencari lembaga yang bisa membiayai pengembangan wisata kami. Yang tanpa bunga dan agunan,” tandasnya.
Dalam kesempatan itu, Andi yang berprofesi sebagai dosen mata kuliah kepariwisataan, mewanti-wanti dan mengingatkan pengelola tempat wisata untuk tidak utang pada bank. Mengingat, risiko pengembaliannya terlalu berat.
“Kita kelola dengan kreativitas. Nanti kalau sudah maju, pemerintah atau lembaga akan datang sendiri. Ya, akan mensupprot upaya kita. Tentunya dengan bimbingan dan permodalan,” tambahnya.
Andi yang sudah keliling Indonseia menjadi narasumber tentang kepariwisataan mendorong, Pemkot bersama DPRD Kota Probolinggo segera membuat Peraturan Daerah Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIIPDA). Mengingat, Perda tersebut yang akan menaungi atau memayungi destinasi wisata berikut pengelolanya.
“Kota Probolinggo apa sudah RIIPDA. Kalau belum segera dibuat. Karena perda itu yang akan memayungi kita,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dispopar Kota Probolinggo, Budi Krisyanto menyebut, pihaknya sudah mengajukan Perda yang dimaksud beberapa bulan lalu ke DPRD. Namun, hingga kini belum dibahas, dimungkinkan karena masih pandemi Covid-19.
“Draft Perdanya sudah saya serahkan ke dewan. Mungkin karena masih pandemi, sehingga belum dibahas didewan. Kalau soal pariwisata di Komisi I,” katanya singkat.