Sekolah Tatap Muka SMA/SMK dan SLB di Jatim Dimulai 18 Agustus
SURABAYA, FaktualNews.co – Sekolah tatap muka jenjang SMA/SMK di Jawa Timur direncanakan mulai digelar 18 Agustus 2020, mendatang. Namun Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Wahid Wahyudi mengatakan, rencana tersebut masih dalam tahap uji coba.
“Uji coba pembelajaran tatap muka akan dilakukan di SMA, SMK dan SLB pada 18 Agustus di masing-masing kota baik sekolah swasta dan negeri sesuai kesiapan sekolah,” ujar Wahid di Surabaya, Senin (10/9/2020).
Wahid menambahkan, uji coba itu dilakukan karena banyaknya kendala selama pembelajaran jarak jauh (PJJ), antara lain keterbatasan sarana prasarana bagi keluarga yang tidak mampu.
“Sehingga mereka harus pinjam ponsel ke tetangganya. Ada juga yang punya ponsel satu bapaknya saja, tapi anaknya banyak butuh PJJ,” lanjut dia.
Selain itu, masalah jaringan internet di beberapa wilayah dan sumber daya manusia (SDM) yang terbatas dikatakan Wahid, juga menjadi kendala selama PJJ berlangsung.
Sehingga menurutnya, sekolah tatap muka perlu segera digelar. Mengingat para siswa SMA/SMK sederajat sudah dianggap memiliki pola pikir yang mampu melaksanakan protokol kesehatan.
Wahid menyampaikan, rencana uji coba sekolah tatap muka sudah disosialisasikan ke semua lembaga pendidikan yang ada di Jawa Timur melalui Surat Edaran Gubernur, “Gubernur Jatim sudah mengeluarkan surat dan hari ini diterima sekolah beserta teknisnya dari surat kepala dinas,” katanya.
Dari surat tersebut cabang dinas dan kepala sekolah akan diminta untuk koordinasi dengan Satuan Tugas COVID-19 karena pelaksanaan pembelajaran tatap muka harus atas persetujuan mereka.
“Saran prasarana juga harus disiapkan, mulai dari alat cuci tangan, disinfektas dan lainnya. Tempat ibadah juga harus diperhatikan, jangan sampai alat ibadah seperti sajadah digunakan bergantian,” ujarnya.
Wahid juga meminta siswa tetap menjaga jarak dengan tidak berkeliling di kelas, serta membawa bekal ke sekolah karena untuk sementara kantin diminta tutup.
“Ada tugas dobel untuk pihak sekolah karena pertama ada siswa yang tidak diizinkan masuk sekolah oleh orang tua. Selanjutnya sekolah harus menyiapkan belajar tatap muka dan PJJ. Pelaksanaannya akan dilakukan dua minggu dan akan dievaluasi,” kata Wahid.
Lebih lanjut dikatakan Wahid, jika rencana ini berjalan dengan baik. Tak menutup kemungkinan pada awal September, skema pembelajaran tatap muka akan dikembangkan lebih besar lagi secara bergiliran dengan diawali masing-masing kelas jumlah siswa 25 persen.
“Jadi jika sekelas ada 36 siswa, maka saat uji coba hanya sembilan siswa yang masuk. Sementara untuk zona hijau bisa melakukan pembelajaran tatap muka dengan 50 persen siswa masuk,” tutupnya.