Kasus Covid-19 Banyak Klaster Keluarga di Nganjuk, Ini Langkah Bupati
NGANJUK, FaktualNews.co–Klaster keluarga dalam penyebaran kasus Covid-19 di Kabupaten Nganjuk ternyata banyak ditemukan.
Mengetahui itu, Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat mengambil sejumlah langkah antisipasi guna memutus kian meningkatnya kasus virus berbahaya tersebut. Utamanya untuk klaster keluarga.
Hingga kini sudah ada 398 pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Nganjuk.
“Setiap hari selalu bertambah, meski tidak banyak, namun pernah sampai tembus 16 orang per hari,” kata dr Ahmad Nur Cholis, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk saat Rapat Satuan Gugus Tugas Covid-19 bersama Forkopimda, Jumat (18/ 09/ 2020).
Dalam rapat yang dipimpin Bupati Nganjuk, Mas Novi tersebut, dr Nu Cholis menjelaskan penyebab selalu bertambahnya kasus Covid-19 di bumi Kota Bayu.
Di antaranya karena adanya peraturan baru yang mengharuskan pasien positif Covid-19 tanpa gejala dan gejala ringan untuk isolasi mandiri. Sedangkan yang dirawat di rumah sakit hanya pasien positif yang memiliki gejala sedang hingga berat.
“Dampaknya justru dengan isolasi mandiri, ternyata banyak rumah-rumah yang tidak siap untuk isolasi mandiri. Akhisnya muncul klaster keluarga,” ungkap Nur Cholis.
Ia menambahkan, diantara kasus yang terjadi berawal dari positifnya 4 karyawan salah satu pabrik rokok.
Ketika itu hasil rapid test dan Swab positif, sehingga kemudian salah satu isolasi mandiri. Tanpa diduga ternyata malah satu keluarga tertular hingga dinyatakan positif Covid-19.
“Masih banyak lagi kasus-kasus dari kluster keluarga yang muncul karena kebijakan isolasi mandiri, jika kebijakan ini tak dirubah maka kasus positif di nganjuk akan terus bertambah,” ujar Nur Cholis.
Menyikapi kasus tersebut, Mas Novi menyampaikan tiga hal. Pertama tentang pentingnya penerapan sanksi terhadap pelanggar protokol kesehatan Covid-19 secara efektif.
“Mengefektifkan operasi masker di lapangan, pantau pemakaian masker di masyarakat, kalau bisa tim turun secara seporadis, terapkan juga di masjid-masjid karena saya lihat masih banyak yang tidak pakai masker,” jelasnya.
Kedua, terkait kebijakan isolasi mandiri bagi pasien positif tanpa gejala maupun gejala ringan. Mas Novi menginginkan kembali menerapkan pola lama.
Yakni semua pasien yang terkonfirmasi positif diisolasi di Rumah Sakit Darurat Mpu Sendok. “Baru ketika gejalanya semakin berat, pasien bisa dirawat di rumah sakit rujukan COVID-19 Kabupaten Nganjuk,” ujarnya.
Ketiga, Mas Novi meminta Tim Satgas Covid-19 bersiap mengawasi kedisiplinan saat hajatan yang biasanya banyak saat Bulan Maulud mendatang.
“Tidak boleh ada prasmanan, kalau bisa ya datang, isi buku tamu, memberi amplop, foto, pulang, ini harus tegas,” tegas Mas Novi.